Jokowi singgung harga karet dan CPO saat pelantikan TKD Sumsel



KONTAN.CO.ID - PALEMBANG. Calon presiden petahana Joko Widodo mengatakan saat ini ada dua permasalahan yang sedang dialami di wilayah Sumatra. Keduanya itu merupakan permasalahan terkait harga karet dan crude palm oil (CPO) yang masih turus turun.

"Dua hal ini yang menyebabkan permasalahan dan masyarakat perlu dijelaskan," katanya saat menghadiri pelantikan pengurus Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Sumsel di The Sultan Conventional Center Palembang, Minggu (25/11).

Menurutnya, kedua komoditas itu merupakan komoditas internasional yang harganya sulit untuk didongkrak. "Tidak hanya kita, Malaysia juga merasakan hal yang sama," tambah Jokowi.


Berdasarkan perhitungannya, saat ini Indonesia memiliki 13 juta hektare lahan perkebunan sawit dengan produksinya mencapai 42 juta ton per tahunnya. "Itu jumlah yang besar sekali," katanya.

Sekadar tahu saja, harga karet internasional saat ini berada dikisaran US$ 1.300-US$ 1.350 per ton. Padahal seharusnya harga karet di pasar turut terdongkrak karena kondisi penguatan dollar terhadap rupiah, namun sejauh ini malah turun.

Setidaknya para petani karet berharap harga karet paling tidak bisa naik minimal US$ 1.800 per ton. Sementara, harga CPO sendiri di bulan ini sempat menyentuh level terendahnya sejak 2015.

Mengutip Bloomberg, pada Rabu (14/11) harga CPO kontrak Januari 2019 di Malaysia Derivative Exchange tercatat melemah 1,69% menyentuh level terendahnya sejak 2015 di RM 1.973 per ton. Dalam sepekan dari periode tersebut, harga CPO melemah 6,5% dan membuat harga CPO di Kamis (15/11) menguat secara teknikal sebesar 0,05% ke RM 1.974.

Pemerintah, lanjut Jokowi, sebetulnya sudah berupaya agar harga CPO bisa beranjak naik. Sebab, kita memiliki masalah terhadap Eropa dan India.

"Kita sudah kirim tim kesana menjelaskan bukan masalah penjualan bukan juga soal produksi. Tapi, mereka sudah memproduksi minyak sama dari bunga matahari," jelas Jokowi.

Tak hanya di Eropa dan India, pemerintah juga sudah melobi China untuk menyerap CPO dari Indonesia. "Akhirnya kita diberi tambahan 500.000 ton CPO per tahun ke sana. Tapi tetap juga tidak bisa mengguncang harga karena produksinya berlimpah," tutur dia.

Kemudian untuk karet, Jokowi bilang sudah ada sedikit jalan keluar. Misalnya, hari ini pemerintah akan bertemu dengan petani karet di Palembang untuk mengambil 5.000 ton untuk Kementerian PUPR buat pembangunan jalan.

"Harganya sekitar Rp 7.500-Rp 8.000, pembelian langsung ke petani atau ke koperasi untuk pembangunan jalan," tutup Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi