KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menagih kinerja menteri di bidang investasi. Dia dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menagih perkembangan investasi setiap menterinya di sektor yang mereka ampu. Thomas T Lembong, Kepala BKPM, mengatakan, menteri yang ditagih akhir pekan kemarin antara lain; Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, Menteri Pendidikan, Muhadjir, dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. "Lima menit setiap menteri diminta lapor investasi di sektor mereka masing-masing," katanya akhir pekan kemarin. Dari penagihan tersebut, Thomas mengatakan, gambaran investasi di Indonesia, belum menggembirakan. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan investasi. Walau investasi seharusnya mendapat dorongan dari kenaikan peringkat kemudahan berusaha dan pemberian predikat laik investasi dari sejumlah lembaga rating dunia, investasi baru mampu tumbuh di kisaran 10%- 17%. "Kalah dengan negara tetangga yang naiknya bahkan sampai 30%-40%. Jadi ini memang yang apa tidak bisa diterima presiden dan wapres," katanya. Presiden Jokowi sementara itu memerintahkan para menterinya untuk terus menggenjot kinerja investasi agar lapangan kerja tercipta dan ekonomi bisa tumbuh. Jokowi mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia saat ini bagus sehingga tidak ada alasan investasi di Indonesia seret. "Kalau diibaratkan orang sakit, kita ini kolesterol, jantung, paru-paru baik. Darah tinggi juga tidak ada. Tapi kenapa tidak bisa lari cepat," katanya.
Jokowi tagih investasi ke setiap menteri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menagih kinerja menteri di bidang investasi. Dia dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menagih perkembangan investasi setiap menterinya di sektor yang mereka ampu. Thomas T Lembong, Kepala BKPM, mengatakan, menteri yang ditagih akhir pekan kemarin antara lain; Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, Menteri Pendidikan, Muhadjir, dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. "Lima menit setiap menteri diminta lapor investasi di sektor mereka masing-masing," katanya akhir pekan kemarin. Dari penagihan tersebut, Thomas mengatakan, gambaran investasi di Indonesia, belum menggembirakan. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan investasi. Walau investasi seharusnya mendapat dorongan dari kenaikan peringkat kemudahan berusaha dan pemberian predikat laik investasi dari sejumlah lembaga rating dunia, investasi baru mampu tumbuh di kisaran 10%- 17%. "Kalah dengan negara tetangga yang naiknya bahkan sampai 30%-40%. Jadi ini memang yang apa tidak bisa diterima presiden dan wapres," katanya. Presiden Jokowi sementara itu memerintahkan para menterinya untuk terus menggenjot kinerja investasi agar lapangan kerja tercipta dan ekonomi bisa tumbuh. Jokowi mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia saat ini bagus sehingga tidak ada alasan investasi di Indonesia seret. "Kalau diibaratkan orang sakit, kita ini kolesterol, jantung, paru-paru baik. Darah tinggi juga tidak ada. Tapi kenapa tidak bisa lari cepat," katanya.