Jokowi: Tak Boleh ada Akses Pembiayaan Sulit Bagi Sektor Informal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pelaku usaha di Indonesia diketahui 99,9% merupakan sektor UMKM. Namun sayangnya jumlah pelaku yang besar tersebut tak sejalan dengan porsi kreditnya di perbankan.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan porsi pembiayaan bagi sektor UMKM dan koperasi masih berada di angka 20%. Tahun 2024 mendatang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan persentase tersebut meningkat menjadi 30%.

"Untuk bisa sampai ke angka tersebut kita tidak bisa mengandalkan pertumbuhan alamiah saja, diperlukan strategi yang harus dijalankan dengan terobosan-terobosan dari sekarang, dan diikuti oleh aksi-aksi yang serius yang konsisten dan berkelanjutan," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan dan Peluncuran Taksonomi Hijau, Kamis (20/1).


Baca Juga: Tips Agar Terhindar dari Varian Omicron dari Presiden Jokowi

Lebih lanjut, dalam mencapai target tersebut, Presiden menegaskan bahwa tidak boleh adalagi ada cerita mengenai akses kredit yang sulit, ataupun akses pembiayaan yang sulit bagi sektor informal.

"Tidak boleh lagi ada cerita misalnya akses yang akses kredit yang sulit, akses pembiayaan bagi pelaku usaha di sektor informal yang sulit, UMKM yang kesulitan akses permodalan, koperasi yang sulit mengakses permodalan, ini harus bisa kita permudah dan kita bisa kita percepat," tegasnya.

Dengan mempermudah akses pembiayaan bagi sektor informal, akan memberikan peluang yang lebih besar bagi generasi muda untuk memulai usaha, serta UMKM dalam mengembangkan usaha atau memperbesar skala usahanya.

Jokowi menambahkan, UMKM bisa menjadi komponen penting untuk memulihkan perekonomian serta berperan mengatasi persoalan bottleneck supply chain.

Di mana fenomena tersebut muncul akibat tingginya tren kenaikan permintaan yang belum mampu dipenuhi oleh para pemasok akibat belum 100% pulihnya rantai pasok global.

Keberhasilan UMKM bertransformasi di masa pandemi, dinilai menjadi modal awal yang penting untuk mereka naik kelas dan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto