Jokowi tinjau kawasan industri Batang, Jawa Tengah, ini progresnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah, Rabu (21/4).

Seperti diketahui, pembangunan KIT Batang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19, juga sebagai pengembangan kawasan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.

Dalam mendukung percepatan pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang, Kementerian PUPR secara terpadu telah memulai pembangunan infrastruktur dasar seperti konektivitas, air baku dan air minum, pengelolaan sampah dan sanitasi serta penyediaan perumahan melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.


Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam proses pembangunan infrastruktur KIT Batang diharapkan semaksimal mungkin memanfaatkan tenaga kerja lokal dan produk dalam negeri.

"Pembangunan infrastruktur yang menggunakan dana APBN harus menggunakan produk dalam negeri, atau kalaupun produk dari luar, harus punya pabrik di sini,” ujar Basuki dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/4).

Baca Juga: Jokowi sebut ada dua industri siap masuk ke Kawasan Industri Terpadu Batang

Presiden Jokowi menyampaikan, pengembangan KIT Batang secara keseluruhan seluas 4.300 hektare dan saat ini hampir selesai seluas 450 hektare dan siap digunakan untuk investasi berkaitan dengan teknologi.

"Saya berharap segera dapat dibangun dan bisa dipakai untuk dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya serta membuka peluang seluas-luasnya, sehingga juga ada arus modal masuk atau capital inflow pada Negara kita untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional kita," kata Jokowi.

Sebagai informasi, infrastruktur yang dibangun pada KIT Batang di antaranya pembangunan simpang susun akses menuju KIT Batang yang terhubung dengan Jalan Tol Batang-Semarang. Akses KIT Batang dibangun sepanjang 3,1 km dengan anggaran Rp 450 miliar, progresnya saat ini 49%.

Kemudian pembangunan jalan kawasan 1A sepanjang 4 km dan Jembatan Kali Mata Air sepanjang 120 meter dengan biaya Rp 185 miliar. Kontraktor pelaksana proyek PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan progres fisik 45%.

Dukungan konektivitas juga dilakukan dengan membangun jalan kawasan Ruas 1B sepanjang 3,6 km dan Jembatan Kali Kembar sepanjang 80 meter. Infrastruktur ini dibangun dengan biaya APBN sebesar Rp 163 miliar dengan kontraktor PT PP-MO (KSO) sesuai kontrak pekerjaan Desember 2020-Juni 2021.

Di bidang Sumber Daya Air, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ditjen SDA menyiapkan pembangunan Bendung Singai Urang seluas 29,32 m3 dan Bendung Kedung Langgar seluas 142 hektare untuk memenuhi kebutuhan air baku serta penanganan drainase di 4 titik. Yakni mata air sepanjang 400 meter, brontok 770 meter, pelabuan 861 meter, dan pesanggrahan 100 meter. Progres fisik pembangunan drainase sudah mencapai 8%.

Di lokasi KIT Batang, Kementerian PUPR juga menyiapkan tempat pengolahan sampah terpadu berkapasitas 35 ton/hari, Sistem Penyediaan Air Minun (SPAM) berkapasitas 285 liter/detik, dan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) berkapasitas 18.000 m3/hari.

Kementerian PUPR juga membangun 10 tower rumah susun (rusun) bagi pekerja di kawasan KIT Batang setinggi 5 lantai dengan luas 5.735 m2 dengan kapasitas 257 orang per tower. Kehadiran rusun yang lokasinya dekat dengan tempat kerja diharapkan dapat  memberikan nilai efisiensi tinggi bagi para pekerja.

Selanjutnya: Jokowi undang Jerman untuk berinvestasi di Batang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat