Jokowi tutup perdagangan bursa 2017



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/12) ditutup oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Di perdagangan hari terakhir tahun 2017 ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.355, 65 naik 0,66% atau setara 41,60 poin. IHSG melonjak 19,99% dalam setahun ini.

Presiden RI Joko Widodo menilai, kerja keras BEI patut diapresiasi dan diayukuri. Menurut Jokowi, selama 12 bulan terakhir hampir semua risiko yang diawal tahun diwanti-wanti akan meledak ternyata bisa dilewati dengan baik.

Jokowi mengatakan, urusan ekonomi dan politik bisa dipisahkan. Indonesia diharapkan tidak terkungkung kekhawatiran atas risiko. Momentum yang sedang bagus saat ini menurutnya harus bisa dimanfaatkan dengan baik. "Tahun 2017 adalah tahun laju perdagangan dunia di atas laju pertumbuhan ekonomi dunia. Angka ini harus diikuti agar optimisme kita muncul," ujar Jokowi.


Bersamaan dengan penutupan perdagangan, Direktur Utama BEI Tito Sulistio juga menyampaikan laporan kinerja BEI. Dalam catatannya, dua tahun terakhir jumlah investor meningkat 44%. Catatan terakhir, jumlah investor mencapai 1,12 juta.

Nilai investasi investor domestik juga naik. Sepanjang tahun ini, nilai investasi investor domestik mencapai Rp 340 triliun.

"Optimisme terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berpengaruh ke pasar saham. Tak hanya indeks yang naik, aktivitas pedagangan juga naik. Ini juga membuat bursa berhasil memfasilitasi 37 perusahaan IPO di 2017," lanjut Tito.

Beriringan dengan bertambahnya jumlah emiten, literasi pasar modal juga meningkat. Berdasar survei AC Nielsen, literasi pasar modal meningkat dari 4,3% di 2016 menjadi 15% di 2017.

Ketua komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan, kepercayaan investor kepada Indonesia meningkat. Penyematan rating BBB oleh Fitch Ratings menjadi salah satu indikator. Indonesia pun telah berhasil melakukan listing Komodo Bond di London, pertama dalam sejarah. "Dan kita saksikan IHSG terus meningkat. Paling tinggi dalam sejarah Indonesia," tutur Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati