JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kecewa dengan perkembangan proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) saat ini. Proyek EBT terdiri dari pembangkit geotermal (panas bumi), tenaga surya, pembangkit biomassa dan biogas, serta pembangkit tenaga mini hidro. Padahal, sejak tahun 2014 sampai tahun 2016, Kementerian ESDM sudah aktif membuat aturan feed in tariff yang memanjakan pengusaha swasta. Tujuannya adalah agar masuk ke proyek EBT tersebut. Tapi pengusaha swasta masih minim membangun proyek EBT. Menteri ESDM Ignasius Jonan menilai, harga jual listrik dari EBT terlalu mahal, sehingga bisa menyebabkan tarif listrik tidak terjangkau masyarakat. Dia membandingkan tarif listrik dari pembangkit listrik tenaga surya di Uni Emirat Arab.
Jonan akan menurunkan harga jual listrik EBT
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kecewa dengan perkembangan proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) saat ini. Proyek EBT terdiri dari pembangkit geotermal (panas bumi), tenaga surya, pembangkit biomassa dan biogas, serta pembangkit tenaga mini hidro. Padahal, sejak tahun 2014 sampai tahun 2016, Kementerian ESDM sudah aktif membuat aturan feed in tariff yang memanjakan pengusaha swasta. Tujuannya adalah agar masuk ke proyek EBT tersebut. Tapi pengusaha swasta masih minim membangun proyek EBT. Menteri ESDM Ignasius Jonan menilai, harga jual listrik dari EBT terlalu mahal, sehingga bisa menyebabkan tarif listrik tidak terjangkau masyarakat. Dia membandingkan tarif listrik dari pembangkit listrik tenaga surya di Uni Emirat Arab.