JAKARTA. Kementerian Perhubungan ngotot agar pembangunan Pelabuhan Cilamaya dilanjutkan. Melalui surat bernomor KU. 001/1/1 A Phb- 2015 yang ditandatangani langsung oleh Ignasius Jonan, 16 Januari 2015 kemarin dan ditujukan langsung ke Presiden Joko Widodo. Jonan meminta supaya pembangunan Pelabuhan Cilamaya bisa dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019. Dalam surat tersebut Jonan menjelaskan beberapa alasan pentingnya proyek Pelabuhan Cilamaya. Pertama, karena kapasitas pelayanan peti kemas di Terminal Kalibaru yang pada tahun 2020 nanti sudah tidak memadai. "Kebutuhan pelayanan jasa peti kemas yang diperkirakan akan mencapai 10,21 juta TEUs dalam jangka pendek hingga 2020 masih bisa diakomodasi melalui pembangunan dan pengembangan Terminal Kalibaru, tapi dalam jangka menengah panjang diperlukan tambahan kapasitas sampai 7,5 juta TEUs," kata Jonan dalam surat yang diperoleh KONTAN, Selasa (3/2).
Jonan ngotot proyek Pelabuhan Cilamaya dilanjutkan
JAKARTA. Kementerian Perhubungan ngotot agar pembangunan Pelabuhan Cilamaya dilanjutkan. Melalui surat bernomor KU. 001/1/1 A Phb- 2015 yang ditandatangani langsung oleh Ignasius Jonan, 16 Januari 2015 kemarin dan ditujukan langsung ke Presiden Joko Widodo. Jonan meminta supaya pembangunan Pelabuhan Cilamaya bisa dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019. Dalam surat tersebut Jonan menjelaskan beberapa alasan pentingnya proyek Pelabuhan Cilamaya. Pertama, karena kapasitas pelayanan peti kemas di Terminal Kalibaru yang pada tahun 2020 nanti sudah tidak memadai. "Kebutuhan pelayanan jasa peti kemas yang diperkirakan akan mencapai 10,21 juta TEUs dalam jangka pendek hingga 2020 masih bisa diakomodasi melalui pembangunan dan pengembangan Terminal Kalibaru, tapi dalam jangka menengah panjang diperlukan tambahan kapasitas sampai 7,5 juta TEUs," kata Jonan dalam surat yang diperoleh KONTAN, Selasa (3/2).