JAKARTA. Pemerintah mulai serius untuk melenggangkan penggunaan mobil listrik. Bahkan pemerintah berencana memberikan keringanan pajak agar harga mobil listrik terjangkau dan digunakan masyarakat luas. Selain itu, pemerintah juga bakal membangun infrastruktur pendukungnya, seperti pengisian energi ke mobil listrik. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan bilang nantinya, masyarakat tidak perlu mengisi baterai untuk mobil listrik di rumah seperti yang terjadi di China. Pasalnya daya listrik di rumah tangga cukup kecil sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk men-charger baterai mobil listrik. Agar lebih mudah dan praktis, Jonan bilang pengguna mobil listrik nantinya hanya perlu mengganti baterai di SPBU layaknya membeli LPG. "Kaya tabung LPG itu loh, lebih ringkes, itu kan 6.000 SPBU PLN kerjasama dengan Pertamina sudah selesai," katanya, Rabu (19/7). Nantinya konsumen pergi ke SPBU tidak untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) tapi mengganti baterai mobil listrik. "Jika 6.000 SPBU juga bisa isi baterai, maka mobil listrik bisa ke SPBU untuk tukar baterai yang kosong dengan yang isi. Mereka harus bayar, kalau itu terjadi maka ini bisa fly," ujar Jonan. Dengan begitu, masa depan bisnis listrik ke depannya akan lebih besar. PLN pun tidak hanya melayani rumah tangga, industri dan bisnis tapi juga akan melayani konsumen mobil listrik. "PLN tidak harus bangun stasiun pengisi listrik tapi memanfaatkan SPBU yang ada untuk pengisian ulang baterai. Tapi ini bukan info bagus untuk industri migas karena kita akan pakai lebih banyak batubara dan gas bukan minyak," jelasnya.
Jonan: PLN bisa jual baterai mobil listrik di SPBU
JAKARTA. Pemerintah mulai serius untuk melenggangkan penggunaan mobil listrik. Bahkan pemerintah berencana memberikan keringanan pajak agar harga mobil listrik terjangkau dan digunakan masyarakat luas. Selain itu, pemerintah juga bakal membangun infrastruktur pendukungnya, seperti pengisian energi ke mobil listrik. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan bilang nantinya, masyarakat tidak perlu mengisi baterai untuk mobil listrik di rumah seperti yang terjadi di China. Pasalnya daya listrik di rumah tangga cukup kecil sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk men-charger baterai mobil listrik. Agar lebih mudah dan praktis, Jonan bilang pengguna mobil listrik nantinya hanya perlu mengganti baterai di SPBU layaknya membeli LPG. "Kaya tabung LPG itu loh, lebih ringkes, itu kan 6.000 SPBU PLN kerjasama dengan Pertamina sudah selesai," katanya, Rabu (19/7). Nantinya konsumen pergi ke SPBU tidak untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) tapi mengganti baterai mobil listrik. "Jika 6.000 SPBU juga bisa isi baterai, maka mobil listrik bisa ke SPBU untuk tukar baterai yang kosong dengan yang isi. Mereka harus bayar, kalau itu terjadi maka ini bisa fly," ujar Jonan. Dengan begitu, masa depan bisnis listrik ke depannya akan lebih besar. PLN pun tidak hanya melayani rumah tangga, industri dan bisnis tapi juga akan melayani konsumen mobil listrik. "PLN tidak harus bangun stasiun pengisi listrik tapi memanfaatkan SPBU yang ada untuk pengisian ulang baterai. Tapi ini bukan info bagus untuk industri migas karena kita akan pakai lebih banyak batubara dan gas bukan minyak," jelasnya.