KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pengamat menilai subsidi energi yang lebih dirprioritaskan untuk energi fosil bisa menjadi penghalang energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri. Analis Kebijakan Energi International Institute for Sustainable Development (IISD) Anissa Suharsono menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun IISD, sepanjang 2016 hingga 2020 sekitar 94,1% dari total bantuan yang diberikan pemerintah, dialokasikan untuk bahan bakar fosil yakni ke sektor minyak dan gas bumi (migas), batubara, dan kelistrikan. Sementara kurang dari 1% dialokasikan untuk sektor EBT. Anissa menilai, subsidi energi yang lebih banyak dialirkankan ke sektor fosil akan berbahaya bagi sejumlah aspek khususnya pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Jor-Joran Beri Subsidi ke Energi Fosil, Investasi EBT Jadi Terhambat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pengamat menilai subsidi energi yang lebih dirprioritaskan untuk energi fosil bisa menjadi penghalang energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri. Analis Kebijakan Energi International Institute for Sustainable Development (IISD) Anissa Suharsono menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun IISD, sepanjang 2016 hingga 2020 sekitar 94,1% dari total bantuan yang diberikan pemerintah, dialokasikan untuk bahan bakar fosil yakni ke sektor minyak dan gas bumi (migas), batubara, dan kelistrikan. Sementara kurang dari 1% dialokasikan untuk sektor EBT. Anissa menilai, subsidi energi yang lebih banyak dialirkankan ke sektor fosil akan berbahaya bagi sejumlah aspek khususnya pengembangan energi terbarukan di Indonesia.