Jakarta. Data ekonomi Amerika Serikat yang cukup baik membuat rupiah kembali tertekan pada penutupan Jumat (27/10). Apalagi, pelaku pasar masih yakin suku bunga The Fed akan naik pada akhir tahun ini. Mengutip Bloomberg, pada Jumat (28/10) rupiah tidak mampu berbuat banyak dan hanya bertengger di level Rp 13.051. Angka ini mencatatkan pelemahan sebesar 0,14% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah juga terpeleset sebanyak 0,07% setelah pada Jumat (21/10) ditutup di level Rp 13.042. Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, pelemahan rupiah pada penutupan Jumat (27/10) disebabkan oleh rilis data AS yang keluar malam sebelumnya. "Meskipun data pemesanan durable goods pada September angkanya negatif, tapi jumlah klaim pengangguran justru turun," kata dia.
Josua Pardede: Pelemahan rupiah karena data AS oke
Jakarta. Data ekonomi Amerika Serikat yang cukup baik membuat rupiah kembali tertekan pada penutupan Jumat (27/10). Apalagi, pelaku pasar masih yakin suku bunga The Fed akan naik pada akhir tahun ini. Mengutip Bloomberg, pada Jumat (28/10) rupiah tidak mampu berbuat banyak dan hanya bertengger di level Rp 13.051. Angka ini mencatatkan pelemahan sebesar 0,14% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah juga terpeleset sebanyak 0,07% setelah pada Jumat (21/10) ditutup di level Rp 13.042. Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, pelemahan rupiah pada penutupan Jumat (27/10) disebabkan oleh rilis data AS yang keluar malam sebelumnya. "Meskipun data pemesanan durable goods pada September angkanya negatif, tapi jumlah klaim pengangguran justru turun," kata dia.