JP Morgan naikkan rekomendasi, BI: Harusnya aksi jual asing berakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan global yang tinggi, JP Morgan menaikkan rekomendasi kepada investor terkait surat utang atau obligasi Indonesia dan saham. Indonesia naik level dari netral ke overweight. Sebelumnya pada Januari 2017, JP Morgan menaikkan rekomendasi Indonesia dari underweight ke netral.

Dalam laporannya yang dikutip KONTAN, Kamis (19/7), rekomendasi JP Morgan ini memberi sinyal bahwa fundamental makro ekonomi Indonesia kuat. JP Morgan menyatakan, selain itu Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) dan reformasi ekonomi.

Sementara, masalah twin deficit (defisit transaksi berjalan dan defisit anggaran) sudah di-priced-in pelaku pasar. Sementara itu, koreksi yang terjadi di bursa saham membuat P/E ratio turun ke 14x.


Meski yang disebut oleh JP Morgan ini adalah P/E ratio bursa saham, mungkin JP Morgan melihat bahwa arus outflows sudah mereda. Sebab, meredanya arus outflows juga terjadi di pasar surat berharga negara (SBN). Artinya, JP Morgan melihat waktunya investor masuk lagi ke SBN dan saham.

“Dengan valuasi ini seharusnya sell off oleh asing di equity overdone,” kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah kepada KONTAN, Kamis (19/7). Itu artinya, seharusnya aksi jual investor asing di saham sudah selesai.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, yang dikemukakan oleh JP Morgan dalam laporan tersebut cocok dengan kondisi ekonomi Indonesia. “Ini berita bagus. Harapannya arus modal masuk bisa lebih banyak, tapi itu masih tergantung sentimen eksternal. Meski demikian, fundamental ekonomi Indonesia stabil seperti kata JP Morgan,” kata dia kepada KONTAN.

David mengibaratkan, rekomendasi JP Morgan ini seperti pemeringkatan utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat. “Seperti kalau kita diperingkat oleh S&P saja. Tinggal kita lihat, apakah investor akan bereaksi dengan rekomendasi ini,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat