JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) memasang target kinerja moderat tahun ini. Perseroan hanya menargetkan pendapatan tumbuh 5% - 10%. Di tahun 2014, JPFA membukukan penjualan Rp 24,5 triliun atau tumbuh 14,5% dari periode sama tahun 2013 Rp 21,4 triliun. Artinya, tahun ini JPFA membidik pendapatan sekitar Rp 27 triliun. Perseroan optimis mencapai target ini jika pemerintah memberi titik terang solusi terhadap masalah kelebihan pasokan anak ayam usia sehari alias day old chicken (DOC). "Mengingat situasi yang belum kondusif, kami tidak berani muluk-muluk. Kalau tidak ada titik terang dari pemerintah kami mungkin flat saja," ujarnya Wakil Direktur Utama JPFA, Bambang Budi Hendarto di Jakarta, Selasa (14/4). JPFA melihat tantangan sektor poultry di tahun 2014 masih berlanjut hingga tahun 2015. Yakni adanya kelebihan pasokan DOC serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Namun demikian, di tahun lalu divisi pakan menyumbang laba operasi yang stabil. Hal tersebut membantu mengurangi pengaruh rugi operasi dari divisi breeding dan peternakan komersial. Tahun ini, perseroan berencana menaikkan harga jual pakan ternak secara bertahap hingga maksimal 3%. Itu pun akan dilakukan jika kondisi pasar mulai membaik. Meski demikian, kenaikan tersebut belum cukup mengompensasi naiknya harga bahan baku pakan ternak impor. "Harapan kenaikan sebetulnya 6%, tapi baru bisa 3% karena situasi masih susah," imbuh Bambang. Ke depan, JPFA akan fokus meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, termasuk memperbaiki efisiensi modal kerja.
JPFA targetkan pendapatan tumbuh 5% sampai 10%
JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) memasang target kinerja moderat tahun ini. Perseroan hanya menargetkan pendapatan tumbuh 5% - 10%. Di tahun 2014, JPFA membukukan penjualan Rp 24,5 triliun atau tumbuh 14,5% dari periode sama tahun 2013 Rp 21,4 triliun. Artinya, tahun ini JPFA membidik pendapatan sekitar Rp 27 triliun. Perseroan optimis mencapai target ini jika pemerintah memberi titik terang solusi terhadap masalah kelebihan pasokan anak ayam usia sehari alias day old chicken (DOC). "Mengingat situasi yang belum kondusif, kami tidak berani muluk-muluk. Kalau tidak ada titik terang dari pemerintah kami mungkin flat saja," ujarnya Wakil Direktur Utama JPFA, Bambang Budi Hendarto di Jakarta, Selasa (14/4). JPFA melihat tantangan sektor poultry di tahun 2014 masih berlanjut hingga tahun 2015. Yakni adanya kelebihan pasokan DOC serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Namun demikian, di tahun lalu divisi pakan menyumbang laba operasi yang stabil. Hal tersebut membantu mengurangi pengaruh rugi operasi dari divisi breeding dan peternakan komersial. Tahun ini, perseroan berencana menaikkan harga jual pakan ternak secara bertahap hingga maksimal 3%. Itu pun akan dilakukan jika kondisi pasar mulai membaik. Meski demikian, kenaikan tersebut belum cukup mengompensasi naiknya harga bahan baku pakan ternak impor. "Harapan kenaikan sebetulnya 6%, tapi baru bisa 3% karena situasi masih susah," imbuh Bambang. Ke depan, JPFA akan fokus meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, termasuk memperbaiki efisiensi modal kerja.