KONTAN.CO.ID - Kekurangan produksi OPEC+ dan kekhawatiran kapasitas cadangan kemungkinan akan membuat pasar minyak tetap ketat, dan harga bisa mencapai US$ 125 per barel pada awal kuartal kedua tahun ini, menurut JPMorgan Global Equity Research. "Penurunan pasokan akan meningkat hingga 2022 karena OPEC+ tidak mungkin menyimpang dari peningkatan kuota yang ditargetkan, mendorong premi risiko yang lebih tinggi lebih dari US$ 30 per barel terhadap harga minyak," kata JPMorgan dalam catatan 11 Februari, seperti dilansir Reuters. Harga minyak jenis Brent pada Selasa (15/2) pukul 15.25 WIB ada US$ 95,10 per barel, sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) bertengger di US$ 93.99 per barel, di tengah meningkatnya ketegangan Ukraina-Rusia.
JPMorgan Proyeksi Harga Minyak Bisa US$ 125 per Barel, Ini Pendorongnya
KONTAN.CO.ID - Kekurangan produksi OPEC+ dan kekhawatiran kapasitas cadangan kemungkinan akan membuat pasar minyak tetap ketat, dan harga bisa mencapai US$ 125 per barel pada awal kuartal kedua tahun ini, menurut JPMorgan Global Equity Research. "Penurunan pasokan akan meningkat hingga 2022 karena OPEC+ tidak mungkin menyimpang dari peningkatan kuota yang ditargetkan, mendorong premi risiko yang lebih tinggi lebih dari US$ 30 per barel terhadap harga minyak," kata JPMorgan dalam catatan 11 Februari, seperti dilansir Reuters. Harga minyak jenis Brent pada Selasa (15/2) pukul 15.25 WIB ada US$ 95,10 per barel, sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) bertengger di US$ 93.99 per barel, di tengah meningkatnya ketegangan Ukraina-Rusia.