JAKARTA. Pelaku pasar menyambut baik kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ). Hal ini membawa Yen perkasa di hadapan poundsterling.

Mengutip Bloomberg, Jumat (18/12) pasangan GBP/JPY tergelincir 1,13% ke level 180,556.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menyatakan, BOJ akan menambah pembelian ETF sebesar 300 miliar yen per tahun dimulai bulan April 2016. Di samping itu, BOJ akan mempertahankan program stimulus moneter sebesar 80 triliun yen per tahun.

"Pembelian ETF sebenarnya negatif untuk yen karena sama saja dengan pelonggaran stimulus. Tetapi basis kebijakan moneter BOJ tidak berubah," paparnya.

Di sisi lain, data ekonomi Inggris beberapa hari terakhir memberi sentimen negatif pada pergerakan poundsterling. Seperti indeks rata-rata gaji yang berada di angka 2,4% pada bulan November atau turun dari sebelumnya 3%.

Lalu tingkat inflasi bulan November juga masih rendah yakni sebesar 0,1% meski naik dari bulan sebelumnya minus 0,1%. "Hanya data penjualan ritel yang bagus," ujar Putu. Penjualan ritel Inggris bulan November naik 1,7% di atas proyeksi 0,6% dan angka sebelumnya minus 0,5%.

Hal tersebut membuat pergerakan GBP/JPY melemah. Lalu adanya potensi Inggris keluar dari Uni Eropa juga menjadi bayang- bayang pergerakan mata uang GBP. Hasil jajak pendapat yang dilakukan belum lama ini menunjukkan lebih dari separuh warga Inggris menginginkan negerinya keluar dari Uni Eropa.

Senin (21/12) Putu menduga arah pergerakan GBP/JPY tidak akan banyak berubah. Dari Inggris maupun Jepang belum ada sentimen yang berpengaruh signifikan terhadap pergerakan GBP/JPY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri