JSMR akan menjual dua aset jalan tol



JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sedang dahaga dana segar dalam jumlah besar. Setelah rights issue dan meraih Rp 1,8 triliun, JSMR akan menjual dua ruas tol, yakni ruas JORR W1 dan Trans Marga Jateng.

JSMR berencana menjual 10%-15% saham ruas tol Trans Marga Jateng. Per 30 September 2016, operator jalan tol pelat merah ini menguasai 73,9% saham Trans Marga Jateng. JSMR juga berniat menjual seluruh kepemilikannya di JORR W1, yakni sebanyak 19% saham.

"Secara total, kami berharap bisa book di atas Rp 1 triliun," ungkap Anggiasari Hindratmo, Direktur Keuangan JSMR, Senin (19/12).


Namun ia enggan menyebutkan target transaksi masing-masing ruas tol. Yang pasti, Anggiasari bilang, selama ini tol JORR W1 berkontribusi lebih besar.

Selain menjual dua ruas tol tadi, JSMR akan melaksanakan penawaran umum berkelanjutan (PUB) pada 2017. JSMR akan menggunakan dana hasil PUB untuk refinancing dan cost reduction.

Sejatinya, dua tahun ke depan, JSMR merencanakan PUB senilai Rp 19 triliun. Namun karena ada sekuritisasi aset, mereka memilih opsi mengurangi PUB. "Dari target Rp 6 triliun selama tahun 2017, jadi minimal Rp 4 triliun," tutur Anggiasari.

Tahun 2017, JSMR menargetkan belanja modal cukup besar, bisa dua kali lebih banyak daripada belanja modal tahun ini senilai Rp 10 triliun. Sedangkan pendapatan tol diproyeksikan tumbuh 16% year-on-year (yoy).

Tahun depan, JSMR memilih berinvestasi secara non cash dengan menggunakan contractor refinancing yang bisa membiayai proyek terlebih dulu. JSMR juga tidak akan mengajukan pinjaman cash dan investasi cash.

"Tahun 2017 kami benar-benar mengumpulkan uang, kami memperbaiki struktur neraca keuangan, sehingga 2019 bisa akuisisi aset hingga mencapai Rp 113 triliun," ungkap Anggiasari.

JSMR memang berambisi menguasai 2.000 kilometer (km) hak konsesi jalan tol pada 2019, yang saat ini baru 1.261 km. JSMR juga berharap bisa mengoperasikan 1.261 km tol di 2019 dengan menambah aset Rp 113 triliun. Saat ini posisi aset masih Rp 55 triliun.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai rencana penjualan jalan tol tersebut agar membuat kinerja JSMR lebih efisien dalam beberapa hal, di antaranya biaya operasional. Mengenai belanja modal, Reza melihat hal tersebut berpengaruh cukup positif bagi kinerja JSMR ke depan.

Sementara Analis BNI Securities Maxi Liesyaputra menyatakan, sejumlah aksi korporasi, seperti rights issue, akan mendongkrak pendapatan JSMR pada 2017. Dana hasil rights issue bisa dipakai untuk merampungkan beberapa ruas tol, seperti Semarang-Batang, Jakarta- Cikampek II dan Pandaan-Malang.

Reza merekomendasikan hold JSMR dengan target Rp 4.600 per saham. Adapun Maxi merekomendasikan buy dengan target Rp 6.400 per saham. Harga saham JSMR kemarin turun 1,77% menjadi Rp 4.430 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie