JSMR dan ADHI Bikin Perusahaan Patungan, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membentuk perusahaan patungan bernama PT Bogor Serpong Infra Selaras. Perusahaan gabungan itu ditujukan untuk pembangunan jalan tol.

Melansir keterbukaan informasi, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ini didirikan pada 11 September 2024. PT Bogor Serpong Infra Selaras memiliki modal dasar Rp 67,6 miliar.

Pendirian konsorsium kerja sama juga dilakukan JSMR dan ADHI dengan dua perusahaan lain, yaitu PT Persada Utama Infra (PUI) dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI). 


PUI memegang saham PT Bogor Serpong Infra Selaras sebesar 52% dan HKI memegang porsi saham 10%.

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) dan Adhi Karya (ADHI) Bikin Perusahaan Patungan

JSMR melakukan penyertaan saham pada PT Bogor Serpong Infra Selaras sebesar Rp 4,39 miliar atau sebanyak 4.394 saham. Ini setara dengan 26% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam PT Bogor Serpong Infra Selaras. 

Corporate Secretary and Chief Administration Officer JSMR, Nixon Sitorus mengatakan, tujuan transaksi tersebut adalah untuk mendirikan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa atau industri Jalan Tol Bogor-Serpong (via Parung). 

Ini meliputi pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan jalan tol, serta usaha-usaha lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

“Dengan dibentuknya perusahaan patungan ini akan meningkatkan pangsa pasar Perseroan dalam hal pengembangan dan pengoperasian jalan tol Indonesia,” ungkap Nixon dalam keterbukaan informasi. 

Sementara, ADHI menyetorkan Rp 2,02 miliar yang setara dengan 12% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam PT Bogor Serpong Infra Selaras. 

Corporate Secretary ADHI, Rozy Sparta mengatakan, pembentukan usaha patungan sebagai BUJT Ruas Jalan Tol Bogor-Serpong (via Parung) dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana disampaikan Menteri PUPR melalui surat Penetapan Pemenang pada Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung nomor BM 0701-Mn/692 tanggal 25 Juli 2024. 

 
JSMR Chart by TradingView

“Tidak terdapat dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik,” ujar Rozy dalam keterbukaan informasi.

Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, kerjasama tersebut akan berdampak bagus ke kinerja ADHI dan JSMR. Sebab, Bogor dan Serpong merupakan daerah penyangga Jakarta. 

“Dengan adanya tol baru ini akan mempercepat mobilitas masyarakat menggunakan tol tersebut, sehingga kontribusi tol tersebut ke ADHI dan JSMR akan baik,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (13/9).

Di sisi lain, jika mengacu pada rencana peleburan BUMN Karya, ADHI sebenarnya tak lagi difokuskan untuk membangun dan mengelola jalan tol.

Rencananya, ADHI akan menjadi induk holding bagi PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Peleburan tersebut disesuaikan dengan spesialisasi masing-masing perusahaan. Holding ADHI akan berfokus memegang spesialisasi konstruksi di sektor air, kereta, dan rel.

Andhika melihat, meskipun kerja sama dengan JSMR itu tak sesuai dengan fokus utama holding ADHI, tetapi dampaknya masih akan baik ke kinerja sang emiten konstruksi pelat merah.

“Sektor air, kereta dan rel juga sektor strategis yang diperlukan masyarakat. Nantinya, proyek-proyek tersebut akan masih akan masif dibangun pemerintah,” ungkapnya. 

Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Emiten BUMN di Tengah Target Dividen Tahun 2025

Di kuartal III 2024, kinerja ADHI dan JSMR dilihat masih akan stagnan karena masih minimnya sentimen positif. Mobilitas masyarakat juga tidak tinggi, karena minimnya akhir pekan panjang dan daya beli masyarakat menurun setelah lebaran. 

”Selain itu, investor masih wait and see karena akan adanya pergantian presiden di bulan Oktober,” katanya.

Andhika pun merekomendasikan beli untuk JSMR dan ADHI dengan target harga masing-masing Rp 5.100 per saham dan Rp 320 per saham.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas juga melihat kerjasama tersebut berdampak positif ke kedua emiten tersebut, karena akan menambah sumber pendapatan baru. 

“Untuk seberapa besar dampaknya, belum diketahui secara pasti. Namun, dengan masing-masing porsi kepemilikan JSMR sebesar 26% dan ADHI 12%, mungkin tidak akan terlalu signifikan ke kinerja,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (13/9).

Di sisi lain, rencana peleburan ADHI dan fokusnya pada sektor air, kereta, dan rel, tidak serta merta menghentikan keterlibatan ADHI dalam proyek jalan tol yang sedang berjalan. 

 
ADHI Chart by TradingView

Proyek ini akan tetap memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan ADHI hingga selesai. 

“Namun, dalam jangka panjang, ADHI akan lebih fokus pada pengembangan bisnis di sektor-sektor yang menjadi prioritas perusahaan,” ungkapnya.

Di kuartal III, kedua emiten memiliki peluang untuk kembali meningkat. Terutama, untuk JSMR yang pertumbuhan pendapatannya diperkirakan akan berlanjut seiring dengan pengakuan kembali atas pendapatan tiga ruas jalan tol, yaitu Tol Semarang-Batang, Tol Solo-Ngawi, dan Tol Ngawi-Kertosono.

Sukarno pun merekomendasikan trading buy untuk ADHI dan JSMR dengan target harga Rp 300 per saham dan Rp 5.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .