KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, dua emiten pelat merah akan segera menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah alias komodo bond. Instrumen ini diterbitkan guna mendiversifikasi sumber pendanaan yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan proyek. Kedua emiten tersebut ialaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Menurut Rini, JSMR akan menerbitkan komodo bond senilai US$ 200 juta atau setara Rp 2,7 triliun sedangkan WIKA akan menerbitkan komodo bond senilai US$ 400 juta, setara dengan Rp 5,38 triliun. Rencananya, dua global IDR bond ini akan diterbitkan di London Stock Exchange pada November 2017 mendatang. Pemerintah mendorong kedua emiten tersebut untuk menerbitkan komodo bond agar bisa memanfaatkan sumber pendanaan lain. Pasalnya, proyek infrastruktur membutuhkan biaya yang besar. "Kita tidak bisa konsentrasi pada pendanaan dari dalam negeri saja, tapi kita juga harus memanfaatkan pendanaan dari luar negeri," ujar Rini di Jakarta, Kamis (5/10).
JSMR dan WIKA terbitkan komodo bond bulan November
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, dua emiten pelat merah akan segera menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah alias komodo bond. Instrumen ini diterbitkan guna mendiversifikasi sumber pendanaan yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan proyek. Kedua emiten tersebut ialaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Menurut Rini, JSMR akan menerbitkan komodo bond senilai US$ 200 juta atau setara Rp 2,7 triliun sedangkan WIKA akan menerbitkan komodo bond senilai US$ 400 juta, setara dengan Rp 5,38 triliun. Rencananya, dua global IDR bond ini akan diterbitkan di London Stock Exchange pada November 2017 mendatang. Pemerintah mendorong kedua emiten tersebut untuk menerbitkan komodo bond agar bisa memanfaatkan sumber pendanaan lain. Pasalnya, proyek infrastruktur membutuhkan biaya yang besar. "Kita tidak bisa konsentrasi pada pendanaan dari dalam negeri saja, tapi kita juga harus memanfaatkan pendanaan dari luar negeri," ujar Rini di Jakarta, Kamis (5/10).