JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) terus mengeduk utang bank demi menjalankan ekspansi bisnis jalan tol. Tahun ini, JSMR membutuhkan pinjaman bank Rp 13,3 triliun. Baru-baru ini, JSMR meraih utang sindikasi senilai Rp 7,7 triliun. Dana itu untuk membiayai proyek Solo-Ngawi sepanjang 90,1 km dan Ngawi-Kertosono 87,02 km. Pinjaman itu diperoleh dari tiga bank dan dua lembaga pembiayaan yakni Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI), BPD Jawa tengah, BPD Yogyakarta, dan PT Eximbank Indonesia. (Baca juga: SMF tidak ikut dalam kredit sindikasi ke JSMR)
Iwan Moedyarno, Direktur Utama, PT Ngawi Kertosono mengatakan, pinjaman sindikasi ini berlaku selama 15 tahun, dengan bunga rata-rata deposito berjangka ditambah 4,5%. "Adapun penjaminannya adalah pendapatan jalan tol dan kelayakan proyek itu," kata dia, Kamis (14/4). Pinjaman sindikasi ini untuk menyokong proyek jalan tol Solo-Ngawi senilai Rp 4,37 triliun dan proyek jalan tol Ngawi-Kertosono sekitar Rp 3,37 triliun. Kreditur seperti Bank Mandiri, Bank BNI dan BRI masing-masing menyumbang 24,87% atau Rp 1,08 triliun untuk Solo-Ngawi dan Rp 838 miliar di Ngawi-Kertosono. Hingga kini, pembebasan lahan Ngawi-Kertosono sudah 90%. Oleh karena itu, pembangunan ditargetkan rampung pertengahan 2017 dan beroperasi 2018. Adapun lahan ruas Ngawi-Solo yang belum dibebaskan tersisa 5%-6%. David Wijayatno, Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya, mengatakan, seksi Solo-Sragen dari ruas Solo-Ngawi sepanjang 35 km sudah bisa beroperasi akhir tahun ini.