JSMR mulai bermain di properti



JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ingin memperbanyak sumber pundi-pundi pemasukan. Operator jalan tol terbesar di Indonesia ini akan terjun ke bisnis properti.

Diversifikasi bisnis ini sejatinya tidak terlalu jauh dengan usaha tol yang selama ini dikelola perusahaan berkode saham JSMR ini. Pengembangan properti akan menggunakan lahan di sekitar ruas tol.

Frans Sunito, Direktur Utama JSMR bilang, ada tiga proyek yang akan dibangun. Pertama, area rekreasi atau taman bermain di sisi ruas jalan tol Cipularang.


Kedua, perusahaan ini ingin membangun pergudangan di area tol Bandara Soekarno Hatta. "Ini untuk mendukung perluasan bandara," kata Frans, Rabu (30/11).

Dalam proyek ini, Jasa Marga akan membentuk perusahaan patungan dengan PT Angkasa Pura II. Namun, manajemen belum mau membeberkan porsi kepemilikan di perusahaan joint venture ini.

Ketiga, Jasa Marga ingin membangun hunian dan perkantoran di Provinsi Jawa Timur. Sayang, manajemen juga belum mau mengungkapkan detail proyek ini.

Yang jelas, pembangunan properti ini diperkirakan menelan biaya investasi sampai Rp 1,3 triliun. Dari kebutuhan dana ini, Jasa Marga akan merogoh Rp 400 miliar dari kantong internal, sedangkan sisanya dari pinjaman perbankan.

Pendapatan luar tol

Frans menjelaskan, pertimbangan masuk bisnis properti karena ingin memanfaatkan aset yang sudah ada. Nah, diversifikasi ke sektor properti dapat meningkatkan pendapatan usaha selain dari jalan tol. Selama ini, segmen ini hanya menyumbang sekitar 5% terhadap total pendapatan. Mereka ingin pendapatan luar tol ini nantinya menyumbang sekitar 10%.

Memang, bisnis properti ini diperkirakan belum bisa berkontribusi di tahun depan. Diharapkan, proyek-proyek tersebut sudah bisa menyumbang mulai tahun 2013.

Tahun depan, manajemen memperkirakan pertumbuhan kinerja tidak sekencang tahun ini. Alasannya, tidak ada ruas tol baru yang beroperasi tahun depan. Jasa Marga masih melakukan pembangunan tol. "Pertumbuhan diperkirakan single digit karena mengandalkan tol yang sudah ada," kata Frans.

Namun, pembangunan tol baru terus berjalan. Salah satunya, ruas tol di Bali sepanjang 10 kilometer. "Nilai investasinya ditaksir sebesar Rp 2,5 triliun," kata Reynaldi Hermansyah, Direktur Keuangan JSMR. Mereka akan menggunakan kas internal untuk memenuhi 30% kebutuhan dana dan sisanya pinjaman perbankan. Jalan tol ini diperkirakan selesai dan bisa beroperasi pada kuartal I-2013.

Sebelumnya, manajemen JSMR bilang, menganggarkan anggaran belanja 2012 sebesar Rp 6,5 triliun untuk pembangunan jalan dan modernisasi fasilitas tol.

Supriyadi, analis OSO Securities, menilai, langkah JSMR ke bisnis properti tepat untuk meningkatkan nilai aset tanah. Proyek properti yang memiliki akses langsung ke jalan tol harganya bisa naik.

Tapi Supriyadi belum bisa menggambarkan kontribusi bisnis baru ini pada pendapatan JSMR. "Tapi sebagai diversifikasi usaha itu bagus, soalnya ada lini bisnis lain yang masuk selain tol," kata dia. Selama ini, recurring income JSMR di luar tol, bersumber dari penyewaan rest area.

Dia memprediksi, pertumbuhan kinerja JSMR tahun depan hanya tumbuh kurang lebih 1%. Peningkatan ini ditopang jumlah kendaraan yang melintas di ruas tol JSMR.

Proyek di Bali juga dinilai strategis. Jalan tol bisa menjadi solusi kemacetan di Bali. "Meskipun tarifnya nanti lebih mahal, tapi itu tidak masalah karena di sana memang dibutuhkan," kata Supriyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.