KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (
JSPT) memiliki rencana pengembangan proyek properti yang cukup agresif. JSPT pun telah mengestimasikan anggaran belanja modal (capex) untuk lima tahun ke depan. Untuk akhir tahun 2021, Direktur Jakarta Setiabudi Internasional Anton Goenawan menyampaikan bahwa pihaknya mengalokasikan capex sekitar Rp 215 miliar. Dia menerangkan, komponen terbesar capex JSPT pada tahun ini dipakai untuk penyelesaian paska proyek di hotel Hyatt Regency dan Andaz Bali dengan alokasi anggaran sekitar Rp 108 miliar. Selain itu, capex JSPT juga digunakan untuk tiga proyek residensial, masing-masing sebesar Rp 29 miliar, Rp 8 miliar, dan 12 miliar. "Kami juga tahun ini mulai konstruksi untuk divisi ritel di Mega Kuningan (Jakarta) dengan alokasi dana dari capex 2021 sebesar Rp 38 miliar," ujar Anton dalam paparan publik virtual yang digelar Kamis (2/12).
Pengerjaan proyek-proyek properti JSPT pun akan berlanjut pada beberapa tahun mendatang. Untuk menopang rencana ekspansi tersebut, JSPT telah mengestimasikan capex sekitar Rp 700 miliar untuk lima tahun ke depan. "Kami estimasi kira-kira akan keluar (capex) sekitar Rp 700 miliar untuk lima tahun ke depan," ujar Anton tanpa merinci penggunaan dari capex tersebut. Yang pasti, JSPT memiliki sejumlah rencana pengembangan properti di beberapa wilayah. Direktur Jakarta Setiabudi Internasional Eddy Salimah mengungkapkan, saat ini JSPT memiliki total persediaan lahan (
landbank) seluas 822,8 hektare (ha).
Baca Juga: Jakarta Setiabudi Internasional (JSPT) mencuil peluang dari KTT G20 tahun depan Landbank JSPT tersebar di sejumlah wilayah, mulai dari Solo, Jawa Barat, Jakarta, Bali, Labuan Bajo, Yogyakarta, Belitung, Deli Serdang, hingga Pulau Natuna.
Landbank JSPT di Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara menjadi yang terluas dengan 667 ha. Pada tahun ini, sambung Eddy, JSPT memiliki sejumlah proyek yang telah dan sedang dikerjakan. Pertama, resort Andaz di Sanur, Bali yang telah diresmikan pada 9 April 2021. Kedua, proyek One Satrio di Mega Kuningan Jakarta yang telah memulai
groundbreaking pada 8 Juli 2021. Proyek
lifestyle ritel ini diharapkan bisa mulai beroperasi pada akhir tahun 2022. Ketiga,
cluster Lavender di Puri Botanical. Proyek hunian yang berlokasi di Jakarta Barat ini terdiri dari 70 unit rumah tapak dua lantai. Keempat,
cluster Ananta di Savanna Sumatera, Deli Serdang. Pada 19 September 2021 lalu, proyek ini sudah memulai
soft launching perdana seluas 5 ha yang terdiri dari 433 rumah dan 42 ruko. Proyek kelima yang digarap JSPT adalah Hyarta Ecovillage di Yogyakarta. Kompleks perumahan premium seluas 4,7 ha ini terdiri dari 120 rumah dan 9 ruko eksklusif. "Ada banyak proyek yang masih berjalan. Tapi fokusnya pada pengembangan yang sedang kami kerjakan," ujar Eddy.
Asal tahu saja, JSPT memiliki beberapa
future project untuk digarap di tahun tahun mendatang. Pertama, di Deli Sedang, Medan, Sumatera Utara, JSPT akan mengembangkan kawasan hunian terpadu Savanna Sumatera dengan luas tanah 667 ha. Kedua, di Belitung, Bangka Belitung, akan dikembangkan area resort tepi pantai. Ketiga, di Pantai Penarik, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, JSPT memiliki land bank seluas 71,7 ha. Menjadi salah satu destinasi pariwisata yang dicanangkan pemerintah, JSPT melihat pengembangan properti di kawasan ini akan prospektif. Keempat, hal yang sama berada di Labuan Bajo, NTT, yang mana JSPT mempunyai
landbank 5,4 ha.
"Nantinya (
landbank) akan dikembangkan, sejalan dengan pertumbuhan situasi ekonomi yang lebih kondusif. Jadi ini akan kami kembangkan sebagai
future development," pungkas Eddy. Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur JSPT Jefri Darmadi mengakui bahwa pada tahun 2021, pihaknya masih menghadapi tantangan akibat pandemi covid-19, sebagaimana yang terjadi di 2020. Akibatnya, kinerja bisnis masih diliputi ketidakpastian. Kendati begitu, Jefri optimistis JSPT masih bisa mencuil peluang untuk pengembangan bisnis di masa mendatang. "Masih terdapat peluang dan kesempatan yang baik bagi perseroan di masa depan, karena perseroan akan melanjutkan strategi jangka panjang melalui portofolio properti yang seimbang," tutup Jefri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .