JSPT raih marketing sales Rp 1,27 triliun



JAKARTA. PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) menuai hasil dari proyek residensial dan apartemen yang baru digarapnya. Hingga Kamis (24/5), pengembang properti ini sudah meraih pra-penjualan atau marketing sales senilai Rp 1,27 triliun.

Direktur JSPT, Margiman, menjelaskan pencapaian pra-penjualan itu berasal dari dua proyek. Pertama, Setiabudi SkyGarden, Jakarta. Proyek apartemen ini memiliki 586 unit. Dari jumlah itu, JSPT sudah berhasil menjual 434 unit dengan nilai pra-penjualan Rp 1,2 triliun.

Pra-penjualan lainnya berasal dari proyek Hyarta Residence di Yogyakarta. Proyek residensial ini meliputi 75 unit. "Sekarang sudah terjual 58 unit dengan nilai Rp 140 miliar, tapi marketing sales Hyarta yang didapat tahun ini Rp 70 miliar," kata Margiman di Jakarta, kemarin.


Perolehan pra-penjualan memang tidak lantas berdampak pada laporan keuangan perusahaan. Sebab, pembukuan pra-penjualan baru dilakukan setelah serah terima kunci dengan para pembeli.

Langkah JSPT yang terus memacu perolehan pra-penjualan merupakan strategi menyeimbangkan kontribusi keuangannya. Selama ini, sekitar 70% pendapatan JSPT merupakan kontribusi pendapatan berulang (recurring income) dari bisnis hotel. Kontribusi pra-penjualan hanya menyumbang sekitar 30% dari pendapatan per tahun.

Chandra P. Asali, Direktur JSPT, menambahkan, JSPT terus berusaha menyeimbangkan kontribusi pendapatan. Maka itu, JSPT terus memacu proyek residensial dan apartemen demi meningkat kontribusi pra-penjualan.

Dalam jangka panjang, manajemen JSPT berharap porsi recurring income dan marketing sales bisa 50:50. "Itu akan terjadi bertahap, tapi saya kira hingga tahun 2014 komposisinya tidak akan jauh beda dari sekarang," ujar Chandra.

Namun, JSPT tak lantas mengendurkan ekspansi bisnis hotel. JSPT bahkan siap menggarap sub-bisnis baru, yaitu hotel berbiaya murah alias hotel bujet. JSPT segera membangun empat hotel bujet berkapasitas 100 unit-150 unit kamar.

Perinciannya, dua hotel bujet dibangun di Jakarta, yaitu di kawasan Thamrin dan Kemang. Adapun dua unit lain siap dibangun di Yogyakarta dan Semarang.

JSPT memerlukan investasi Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar per satu unit hotel. Dus, JSPT harus mengeluarkan investasi total Rp 120 miliar hingga Rp 160 miliar untuk empat hotel bujet. Dalam tempo lima tahun, JSPT ingin membangun 20 hotel bujet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri