J&T menambah mesin otomatis mempercepat kiriman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. J&T Express berencana menyematkan full auto machine atau mesin otomatis penuh di dua lokasi pusat pemrosesan barang kiriman, yakni Surabaya, Jawa Timur dan Bandung, Jawa Barat. Perusahaan di bawah PT Global Jet Express tersebut meyakini, mesin otomatis penuh dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan.

Dari hasil studi banding J&T Express, mesin otomatis penuh bisa memproses 30.000 paket dalam waktu paling lama setengah jam. Bahkan waktu proses bisa lebih cepat lagi karena ada pengatur kecepatannya.

Sistem utama mesin otomatis penuh berupa conveyor belt yang terbagi dalam 10 jalur body control. Jalur-jalur tersebut memisahkan tujuan pengiriman paket luar Pulau Jawa via udara, jalur internal Pulau Jawa, jalur area Jakarta Raya serta jalur paket Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).


Luas area pemrosesan barang kiriman di Surabaya dan Bandung masing-masing 1 ha.  "Tahun 2018 kami harapkan sudah selesai semua pembangunan mesin, lalu di tahun 2019 sudah otomatis," tutur Iwan Senjaya, Key Account Manager J&T Express di Jakarta, Selasa (6/2).

Adapun J&T Express memilih Surabaya dan Bandung karena volume pengiriman barang di dua kota tersebut sangat besar. Dengan begitu, penggunaan mesin bakal signifikan.

Maklum, biaya investasi pengadaan mesin otomatis penuh juga tak murah. Manajemen J&T Express tidak menyebutkan nilainya. Namun sebagai gambaran, sumber anggaran berasal dari dana investasi sekitar Rp 1,3 triliun pada tahun lalu.

Asal tahu saja, pada Desember 2017 J&T Express sudah memasang mesin otomatis penuh di pusat pemrosesan barang kiriman Rawa Bokor, Tangerang, Banten. Luas areanya juga 1 ha. Pusat pemrosesan itu memiliki conveyor belt sepanjang 783 meter dengan rata-rata kapasitas penanganan maksimum harian mencapai 950.000 paket.

Selain memasang mesin, J&T Express ingin melebarkan sayap ke Malaysia dan Vietnam pada Maret 2018. Menurut mereka, pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut cukup tinggi. Sementara secara geografis, kurang lebih sama dengan Indonesia. "Jika sukses, tahun 2019 kami akan ekspansi lagi di Asia Tenggara," ungkap Iwan.

Lantas di dalam negeri, J&T Express akan menambah jaringan bisnis lewat skema franchise. Sejauh ini, mereka masih mematangkan skema kemitraan untuk membuka jaringan yang disebut dengan collection points.

Informasi saja, sepanjang tahun 2017 J&T Express memiliki 540 gateways, 1.600 sprinter, 2.000 collection points dan 2.000 drop points. Rata-rata volume pengiriman tahun lalu mencapai 400.000 per hari. Pencapaian tersebut meningkat dari rata-rata pengiriman barang sebelumnya yakni 100.000-200.000 per hari. Target utama mereka adalah pengiriman barang untuk segmen e-commerce dengan porsi 60%-70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati