Jual aset bermasalah, NPL J Trust turun jadi 2%



JAKARTA. Bank J Trust Indonesia merealisasikan transaksi penjualan piutang atas sejumlah aset-aset bermasalah (NPL) serta pengalihan hak atas asset yang diagunkan (AYDA) milik kepada PT JTrust Investments Indonesia (JTII). Transaksi yang berlangsung pada Jumat (23/10) itu bernilai Rp 487 miliar.

Sejumlah aset yang diagunkan tersebut diantaranya berupa rumah tinggal, pabrik, mesin-mesin, kapal, termasuk berbagai AYDA lainnya hasil restrukturisasi kredit-kredit bermasalah.

Direktur Utama Bank JTrust Ahmad Fajar memaparkan, nilai keseluruhan transaksi sebesar Rp 487 miliar tersebut mencapai 48,62% dari nilai ekuitas yang sebesar Rp 1,001 triliun. "Seluruh aset tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk dikelola lebih lanjut oleh JTII. Sehingga, transaksi ini menguntungkan kedua pihak," tulis Fajar dalam keterangannya, Senin (26/10).


Fajar menambahkan, penjualan seluruh aset tersebut membuat kualitas kredit yang disalurkan Bank JTrust kian membaik. Kini, NPL Bank JTrust menjadi di bawah 2%, turun dari posisi Juni 2015 di level 6,35%.

Sejalan dengan transaksi ini, Fajar bilang, penjualan aset kredit bermasalah tersebut merupakan bagian dari upaya manajemen Bank JTrust untuk meningkatkan performa, sekaligus sebagai pondasi untuk melakukan ekspansi.

Selain penjualan aset bermasalah Bank JTrust juga telah menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) senilai US$ 25 juta pada 15 Oktober lalu. Subdebt bertenor lima tahun tersebut seluruhnya diserap perusahaan terafiliasi lainnya yaitu: JTrust Asia Pte, Ltd., Singapore.

Dana yang diperoleh dari penerbitan subdebt dicatat sebagai penambahan modal tier II, yang selanjutnya akan digunakan untuk mendukung penyaluran kredit serta instrumen keuangan lain yang menunjang kinerja JTrust Bank.

Melalui penerbitan subdebt ini, permodalan bank akan semakin kuat dan berdampak positif terhadap peningkatan rasio CAR serta mendukung ekspansi usaha perseroan ke segmen korporasi, komersial dan consumer finance.

"Dengan penerbitan subdebt, likuiditas kami semakin meningkat dengan rasio kecukupan modal (CAR) diperkirakan sebesar 19%. Sehingga dapat mendukung peningkatan penyaluran kredit Bank JTrust," jelas Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri