KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dana kas Warren Buffett bakal kian meningkat. Kenaikan kas tersebut lantaran adanya rencana pembelian saham kembali Burger King milik perusahaan investasi Buffett, Berkshire Hathaway, oleh pemilik Burger King, Restaurant Brands International Inc.

Berkshire telah menjadi pemilik saham Burger King sejak tahun 2014. Kala itu, Berkshire membantu Burger King mencaplok saham restoran kopi dan donat asal Kanada, Tim Hortons.

Nah, buyback saham Burger King akan dilakukan, Selasa (19/12), sesuai masa kadaluarsa saham itu. Jika transaksi terlaksana, dana kas perusahaan milik Buffett akan bertambah US$ 3 miliar. Pada kuartal III tahun lalu, Berkshire memiliki dana kas tunai US$ 109 miliar.

Penambahan dana segar tersebut akan membuat neraca keuangan Berkshire akan kian sehat dan bisa membeli perusahaan baru lagi. Miliarder tersebut telah berjuang di tahun ini atas dua akuisisi besar dan potensial.

Saat Berkshire menempatkan dana di Burger King sejatinya cukup menguntungkan. Sebab dividen yang dibayar mencapai 9% atau setara US$ 270 juta per tahunnya.

Masuknya Berkshire ke Burger King membuat hubungan antara Buffett dan 3G Capital kian erat. 3G Capital adalah perusahaan pengendali Restaurant Brands International Inc. Berkshire dan 3G Capital juga pemegang saham pengendali atau pemilik saham terbesar di perusahaan makanan kemasan, Kraft Heinz Co.

Dewan Eksekutif Restaurant Brand International pada Oktober 2017 lalu menyatakan akan membeli kembali saham Buffet di Burger King. Harga buyback saham Burger King tersebut hampir 10% di atas harga pasar. Pembelian kembali saham dilakukan untuk mengurangi pembayaran utang dan mengurangi dana kas milik Restaurant Brands.

Berkshire Hathaway seperti dikutip Bloomberg bulan lalu menyebutkan, dana yang masuk bisa mencapai US$ 3 miliar dari penjualan saham Burger King.

Restaurant Brands cukup gencar melakukan ekspansi. Tahun ini, misalnya, Restaurant Brands membeli Popeyes Louisiana Kitchen.

Burger King membukukan kinerja yang kuat di kuartal terakhir. Kebangkitan bisnis McDonald Corp bisa menambah tekanan persaingan di industri makanan cepat saji.

Editor: Dupla Kartini