Jual LINK, laba First Media naik 75 kali lipat



JAKARTA. Divestasi yang dilakukan PT First Media Tbk (KBLV) atas 11% saham anak usahanya, PT Link Net Tbk (LINK) bakal mengubah struktur laba perseroan. Jika menggunakan asumsi kinerja KBLV hingga semester I tahun ini, maka kenaikannya hingga puluhan kali lipat.

"Laba bersih pasca divestasi mencapai Rp 8,04 triliun," ujar Wakil Direktur Utama KBLV Irwan Djaja, Rabu (29/10). Artinya, laba bersih tersebut meningkat 75 kali lipat dibanding laba bersih KBLV semester I-2014 yang sebesar Rp 107 miliar.

Selain laba bersih, aksi korporasi ini juga membuat struktur aset dan ekuitas perseroan. Masih menggunakan asumsi yang sama, aset KBLV pasca transaksi menjadi Rp 9,68 triliun dari sebelumnya Rp 5,55 triliun. Sementara, posisi ekuitas pasca divestasi berubah menjadi Rp 8,45 triliun dari sebelumnya Rp 3,75 triliun.


Namun, perubahan tersebut, khususnya pada laba bersih KBLV, sifatnya hanya untuk jangka pendek. Sebab untuk periode-periode berikutnya, hasil kinerja LINK tidak lagi dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan KBLV mengingat KBLV tidak lagi menjadi pemegang saham mayoritas.

Sebagai catatan, divestasi 11% saham tersebut terbagi kedalam dua porsi besaran. Porsi pertama, sebesar 7,45% didivestasi melalui skema private placement, sementara sisanya sebesar 3,55% dilepas dalam bentuk hak opsi untuk pihak ketiga, yakni Credit Suisse.

saat ini KBLV mengempit 41% saham LINK. Sementara ALD memiliki 49% saham dan pemegang saham yang diwakili OCBC Securities Pte. Ltd sebanyak 7%. Nah, jika hanya private placement yang dieksekusi, maka KBLV akan menguasai sekitar 33,6% saham di LINK. Tapi, jika hak opsinya ikut dieksekusi maka perseroan akan menggenggam 30% saham LINK.

Tapi, setidaknya divestasi ini dapat memperkuat permodalan KBLV untuk beberapa waktu kedepan mengingat perolehan dana yang diperoleh cukup besar. Jika hanya opsi pertama yang diekskusi, KBLV memperoleh duit Rp 1,36 triliun. Sementara, jika hak opsi pihak ketiganya ikut dieksekusi, maka KBLV bakal meraup Rp 2 triliun.

Selain itu, divestasi ini juga bakal menambah saham beredar di publik atau free float. Irwan bilang, pasca divestasi maka saham beredarnya akan naik menjadi 30% dari sebelumnya hanya 10%. "Jadi, likuiditas saham LINK akan meningkat sehingga lebih menunjukan nilai intrinsik dan view pasar yang kebih baik," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia