Jual merek sendiri, AP Retail kejar omzet Rp 50 M



JAKARTA. PT Angkasa Pura I  (AP I) semakin serius menggeluti bisnis retail dengan merek sendiri. Setelah membuka usaha sendiri di bandar udara (bandara) Juanda, Surabaya, Jawa Timur pada September tahun lalu, AP I melalui anak perusahaannya PT Angkasa Retail (AP Retail) ingin memperluas usahanya di lebih banyak bandara.

Target AP Retail adalah memanfaatkan 15% dari seluruh area bandara kelolannya, atau setara dengan 4.000 meter persegi (m²). Selain Juanda, perusahaan itu ingin menjamah bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Kalimantan Timur dan bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Namun, AP Retail belum bisa memastikan pembagian target luas area di masing-masing bandara itu. "Kami mau bikin sangat cepat jadi asal siap bisa langsung masuk," ujar Teges Prita Soraya, Direktur Utama PT Angkasa Pura Retail kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.


Jadi pemanfaatan area komersial ini berbeda dengan penyediaan area sewa kepada para tenant untuk berbisnis di area bandara selama ini. Sebab, di target area 4.000 m² itu, AP Retail akan memajang usaha di bawah bendera usaha sendiri. Ada dua jenis kategori usaha yakni makanan dan minuman atawa food and beverage (FnB) serta retail.

Untuk merek makanan dan minuman, perusahaan itu menyiapkan merek seperti Onde Mande Masakan Padang, Neng Geulis, C+ Fruits & Juicery, RePublik Space Coffee, Raja Tubruk, Chux, Rosiepao, Desserts dan Macaron. Sementara merek retailnya adalah Tulisan, Richfields dan My Indonesia.

Selain mengusung bendera sendiri, AP Retail juga menggelar usaha dengan menjalin mitra bisnis. Beberapa perusahaan pemilik merek yang sudah menjalin kerjasama bisnis dengan AP Retail adalah Wakai, The Little ThingsShe Needs, North Face dan Columbia.

Untuk memuluskan ekspansi tahun ini, AP Retail menyiapkan belanja modal sebesar Rp 50 miliar. Dana tersebut berasal suntikan sang induk usaha yakni AP I. 

AP Retail berharap dengan mengelola usaha sendiri itu bisa mengantongi pendapatan Rp 50 miliar tahun ini. Dalam prediksi manajemen AP Retail, bisnis makanan dan minuman menyumbang 60%. Sisanya 40% dari bisnis retail. "Karena asumsi kami margin makanan dan minuman lebih besar," ujar Teges.

Sementara usaha sendiri perdananya yang telah hadir di bandara Juanda mendatangkan pendapatan Rp 20 juta di akhir 2014. Di bandara itu, AP Retail membuka toko berkonsep pop up Tulisan dan Richfields seluas 8 m². Pop up adalah toko dengan lokasi berpindah-pindah.

Sementara AP I, tahun ini menargetkan mengantongi pendapatan non-aeronautika 45% terhadap total pendapatan. Bisnis non-aeronautika meliputi bisnis logistik, hotel, properti, retail dan bisnis pendukung. Sejauh ini di antara beberapa anak usaha AP I, Angkasa Pura Logistik selalu menjadi penyumbang pendapatan terbesar dengan angka Rp 300 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina