Jual Portofolio Konsumer Konvensional, Stanchart Beralih Garap Kredit Digital



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered akan terus meningkatkan layanan perbankan digital untuk pengembangan bisnis. Tidak terkecuali di Indonesia. Ini yang menjadi salah satu alasan Standard Chartered Indonesia menjual portofolio pinjaman ritel konvensional ke Bank Danamon. Targetnya penjualan ini bisa selesai pada akhir tahun ini. 

Bank ini mengalihkan portofolio kredit konvensionalnya termasuk bisnis kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).  Jose Vinals, Standard Chartered Plc Group Chairman menyampaikan, pihaknya tengah mengubah cara kerja penyaluran kredit dari cara konvensional menjadi dengan cara digital. Cara ini juga akan jauh membuat bisnis perusahaan lebih efisien. 

Itu sebabnya, Stanchart menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan besar di Indonesia. Sebut saja Bukalapak, Sociola dan sejumlah fintech lending seperti Kredivo untuk menyalurkan pinjaman digital. Kerjasama ini juga akan mempermudah bank untuk menyasar target pasar yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut.  


Di Bukalapak, pelaku UMKM yang tergabung di platform itu dapat membuka tabungan di Stanchart lewat fitur Buka Tabungan. Layanan bank digital itu diluncurkan dengan memanfaatkan jangkauan platform all commerce dari Bukalapak dan teknologi nexus, yang merupakan solusi Banking as a Service (BaaS) milik Standard Chartered.

Baca Juga: Akuisisi Pinjaman Ritel Standard Chartered, Danamon Ingin Ciptakan Economies of Scale

"Dengan mempertimbangkan 150 juta klien UMKM yang berada di ekosistem Bukalapak, bank dapat memanfaatkan sepenuhnya kapabilitas yang dimiliki Bukalapak," ujar Jose di Jakarta, Kamis (15/6). 

Dengan begitu perusahaan akan mampu mengakuisisi nasabah lebih cepat dengan biaya yang lebih murah. Sehingga bisnis ritel Stancart bisa terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Adapun dengan Sociolla, bank ini menawarkan produk keuangan dari Stanchart seperti rekening tabungan, pinjaman, dan kartu kredit.

Di lain sisi, bisnis wealth management juga akan jadi fokus Stanchart untuk mengelola nasabah prioritasnya. Selama ini yang mendorong pertumbuhan bisnis dan pendapatan bank secara signifikan di Indonesia adalah segmen korporat. 

Jika melihat laporan kinerja Standard Chartered Indonesia pada kuartal I-2023, total kredit bank yang disalurkan tercatat sebesar Rp 26,1 triliun, atau naik sebesar 5% secara tahunan. Adapun dari total tersebut, kredit bank didominasi oleh kredit korporasi sebesar Rp 23,9 triliun.

Sementara itu  per April 2023, total kredit yang disalurkan sebesar Rp 26,77 triliun. Sejauh ini Jose menyampaikan penyaluran kredit korporasi bank pada sektor industrial dan pembiayaan Enviromenmental Social and Governance (ESG) di Indonesia.

Secara global, Standart Chartered menargetkan untuk memobilisasi pembiayaan hijau dan transisi senilai US$ 300 miliar hingga tahun 2030 mendatang. Di Indonesia, Standard Chartered menjadi mitra dalam pembiayaan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata di Jawa Barat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini