JAKARTA. Bank Bukopin menargetkan bisa menjaga rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) di level 17%. Untuk mencapai target tersebut Bukopin berharap, penjualan saham baru alias rights issue bisa diserap oleh pemegang saham. Menurut rencana, Bukopin akan menerbitkan 25% saham baru atau setara dengan 2,66 miliar saham dengan kisaran harga antara Rp 650 - Rp 700 per saham. Dari penawaran umum terbatas itu, Bukopin berharap bisa meraup dana sebesar Rp 1,86 triliun. Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin, optimistis target perolehan dana dari rights issue bisa tercapai. Sebab, Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) dan Bosowa Corporindo sebagai pemegang saham siap menggunakan hak untuk menyerap saham baru.
Memang, Bosowa siap menggunakan hak menyerap saham baru. Managing Director Bosowa Sadikin Aksa, mengatakan Bosowa telah menyiapkan dana Rp 375 miliar untuk mempertahankan kepemilikan sebesar 14%. "Mungkin bisa bertambah sedikit menjadi 15%-16% setelah rights issue," ujar Sadikin. Untuk meningkatkan kecukupan modal, Bukopin tak cuma mengandalkan aksi rights issue. Sebab, Bukopin masih memiliki sisa penerbitan obligasi subordinasi pada 2012 lalu senilai Rp 500 miliar. Glen berharap sisa obligasi tersebut bisa terbit pada kuartal I tahun depan. "Dengan dua aksi itu, CAR kami akan bertambah," kata Glen. Tri Joko Prihanto, Direktur Keuangan Bukopin, menjelaskan penerbitan saham baru dan obligasi juga menjadi bagian strategi menyiasati pelambatan pertumbuhan kredit tahun depan. Tahun depan, CAR Bukopin akan turun menjadi 13%, jika pertumbuhan kredit mencapai 15%-17% sesuai arahan Bank Indonesia. Per Oktober 2013, CAR Bukopin sebesar 15,3%. Bank Bukopin tahun ini menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 20%. Namun, realisasi pertumbuhan kredit tahun ini hanya akan berada kisaran 16%-17%. Menurut Glen, pertumbuhan di level tersebut sudah cukup baik mengingat kondisi suku bunga saat ini. Malah, pertumbuhan kredit di level 20% justru akan berbahaya bagi kesehatan Bukopin.