Jual Senjata ke Taiwan, China Beri Sanksi kepada Lockheed dan Raytheon



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menempatkan Lockheed Martin dan unit Raytheon Technologies dalam daftar hitam "entitas yang tidak dapat diandalkan" atas penjualan senjata ke Taiwan. Kedua perusahaan ini pun dilarang melakukan transaksi perdagangan terkait dengan China.

Langkah-langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan setelah militer AS menembak jatuh balon mata-mata China, dan sehari setelah Beijing memperingatkan tindakan balasan terhadap entitas AS yang merusak kedaulatan dan keamanan China.

Kementerian Perdagangan China menyebut Lockheed Martin Corp dan Raytheon Missile and Defense Corp, anak perusahaan Raytheon Technologies Corp, dilarang terlibat dalam kegiatan impor dan ekspor yang terkait dengan China.


"Ini adalah tindakan simbolis dan tidak perlu - begitulah cara kami memandangnya," kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan, Kamis.

Baca Juga: China Umumkan Kemenangan atas Covid-19, Mengklaim Tingkat Kematian Terendah di Dunia

"Penjualan Militer Asing adalah transaksi pemerintah-ke-pemerintah dan kami bekerja sama dengan pemerintah AS dalam setiap penjualan militer ke pelanggan internasional. Lockheed Martin sangat mematuhi pemerintah Amerika Serikat kebijakan sehubungan dengan melakukan bisnis dengan pemerintah asing," tulis manajemen Lockheed dalam keterangannya.

Lockheed memproduksi jet tempur F-22 Raptor, yang digunakan dalam misi untuk menembak jatuh balon mata-mata China di lepas pantai Carolina Selatan dengan menggunakan rudal AIM-9X Sidewinder buatan Raytheon.

Beijing juga melarang perusahaan-perusahaan itu berinvestasi lebih lanjut di China, melarang manajemen senior memasuki negara tersebut, membatalkan izin tinggal untuk semua staf di China dan mengenakan denda dua kali lipat dari jumlah kontrak penjualan senjata mereka ke Taiwan.

Editor: Tendi Mahadi