Jualan obat Indofarma melonjak 51%



JAKARTA. Perusahaan farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) mencatatkan pertumbuhan penjualan yang signifikan pada kuartal I-2012. Kinerja penjualan konsolidasi perusahaan tersebut tumbuh lebih dari 51% jika dibandingkan dengan kinerja pada kuartal pertama tahun lalu.

Corporate Secretary Indofarma Ahdia Amini mengungkapkan, pada kuartal pertama tahun ini, Indofarma mencatatkan penjualan konsolidasi mencapai Rp 180 miliar. Sedangkan tahun lalu, angka penjualan konsolidasi perusahaan ini hanya mencapai Rp 118,8 miliar.

Penjualan PT Indofarma yang sekaligus induk usaha PT Indofarma Global Medika ini masih menjadi penyumbang terbesar bagi penjualan konsolidasi, yakni mencapai Rp 120 miliar. Sementara PT Indofarma Global Medika memberikan kontribusi penjualan Rp 60 miliar.


Peningkatan kapasitas produksi sang induk sejak akhir 2011 mampu menggenjot penjualan obat di awal tahun ini. Ahdia menambahkan, penjualan tumbuh juga karena Indofarma menjual produk berdasarkan kluster. "Kami buat sembilan kluster produk dan memprioritaskan penjualan produk yang menghasilkan margin tinggi," katanya.

Selain itu, kenaikan harga jual obat generik sekitar 10% hingga 15% juga turut menopang pertumbuhan penjualan. Kenaikan tersebut mampu meningkatkan margin penjualan produk yang selama ini memiliki margin negatif. Kondisi ini tentu membawa dampak positif bagi Indofarma yang masih mengandalkan penjualan produk generik, termasuk obat generik dalam proyek pemerintah.

Indofarma berencana berupaya terus menggenjot penjualan dari pasar reguler. Tahun ini, Indofarma menargetkan 60% penjualan berasal dari penjualan reguler dan 40% dari tender pemerintah. Porsi penjualan reguler akan terus ditingkatkan hingga 2014, seiring pemberlakuan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Perusahaan farmasi lain, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga memproyeksikan penjualan konsolidasi di kuartal pertama tahun 2012 naik hingga 20% menjadi Rp 2,7 triliun. Kontribusi dari divisi distribusi menjadi salah satu tumpuan selain penjualan obat resep setelah bergabungnya klien baru seperti PT Abbott Indonesia.

Menurut Vidjongtius, Direktur Keuangan Kalbe Farma, pada tahun ini, Kalbe mematok target pertumbuhan penjualan konsolidasi 18%-20%. Kenaikan harga jual obat akan menjadi penopangnya. Berpatokan pada realisasi penjualan tahun lalu yang mencapai Rp 10,91 triliun, berarti, tahun ini, Kalbe ingin mencapai penjualan konsolidasi Rp 13,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri