Judi Online dan Pinjol Berdampak Negatif bagi Bisnis Asuransi Kendaraan, Ini Sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya masyarakat yang masih terjerat judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) ternyata juga berdampak negatif terhadap lini asuransi kendaraan di industri asuransi umum. 

Imbasnya, lini asuransi kendaraan berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tercatat hanya tumbuh tipis 0,9% Year on Year (YoY) menjadi Rp 14,69 triliun per kuartal III-2024. 

Ketua Umum AAUI Budi Herawan menjelaskan para calon kreditur yang ingin mengajukan kredit kendaraan bermotor harus masuk di dalam daftar hitam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) akibat terjerat judol dan pinjol. 


Baca Juga: Sejumlah Tantangan Siap Menghadang Laju Kinerja Asuransi Umum pada Tahun Depan

"Begitu mereka mengajukan kredit dan dicek di SLIK, ternyata mereka ada utang di pinjol dan terkendala judol. Jadi, hal itu yang mengakibatkan penjualan kendaraan roda dua maupun roda empat sangat melambat," ungkapnya dalam acara Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI), Kamis (5/12).

Oleh karena itu, Budi berharap pemerintah bisa menertibkan pinjol dan judol ke depannya. Dengan demikian, hal itu bisa berdampak positif bagi asuransi kendaraan.

Selain itu, Budi juga menyoroti bahwa pertumbuhan di lini asuransi kendaraan hanya disumbang oleh satu perusahaan asuransi umum yang memang berkinerja positif karena mempunyai captive market di sektor kendaraan bermotor. 

"Sangat ironis. Hal itu tentu menjadi tantangan kami pada 2025. Tentunya kami harus siap juga dalam mencari jalan keluarnya," tuturnya.

Baca Juga: Kinerja Pendapatan Kontribusi Sejumlah Asuransi Syariah Tumbuh Positif

Meskipun demikian, Budi meyakini bahwa asuransi kendaraan masih memiliki prospek yang baik pada 2025. Dia berharap masih dibutuhkannya kendaraan untuk pengemudi ojek online bisa mendongkrak kinerja asuransi kendaraan pada tahun depan.

Secara keseluruhan, data AAUI mencatat pendapatan premi asuransi umum per kuartal III-2024 mencapai Rp 79,69 triliun. Nilai itu tumbuh 14,5%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 69,61 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi