JAKARTA. Penjualan PT Toyota Astra Motor (TAM) melorot 26,58% pada Juli 2014 lalu. Meski demikian, TAM tetap optimis di Agustus ini penjualannya bisa kembali normal. Berdasarkan data dari Astra International, penjualan TAM ke diler hanya tercatat 28.780 unit pada Juli lalu. Padahal di Juni, penjualan TAM bisa mencapai 39.198 unit. Itu artinya ada penurunan sekitar 26,58%. "Penurunan penjualan karena jumlah hari kerja yang sedikit. Hanya sampai 25 Juli. Namun, kalo penjualan per hari sebenarnya Juli kemarin naik," kata Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran TAM, Jumat (15/8) tanpa menyebutkan angka jual per hari.
Samulo yakin pada Agustus ini penjualannya akan kembali normal, meski sempat di awal bulan banyak hari libur. Penjualan normal Toyota di atas 30.000 unit sebulan. Bukan hanya penjualannya yang turun, pangsa pasar TAM juga melorot di Juli lalu dibandingkan dengan Juni. Sebagai catatan, pangsa pasar Toyota di Juni sekitar 35,4% dari total penjualan mobil 110.560 unit. Namun, di Juli ini pangsa pasarnya hanya 31,49% dari 91.393 unit. Samulo bilang, "Kami optimis sampai akhir tahun nanti pangsa pasar kami bisa 34%-35% mengikuti kondisi pasar." Sekedar informai, pada tujuh bulan pertama ini pangsa pasar TAM sudah sesuai targetnya yaitu 34,44%. Pangsa pasar tersebut dari total penjualan mobil Januari-Juli sebesar 733.716 unit Bukan hanya penjualan TAM yang melemah, pasar otomotif juga sedang turun. Itu sebabnya banyak perusahaan otomotif yang memberi diskon besar-besaran. Namun, Samulo tidak bisa membeberkan seberapa besar diskon yang diberikan TAM ke konsumen. "Kalau diskon itu urusannya dengan masing-masing diler," kata Samulo.
Samulo mengatakan, TAM berusaha untuk memberikan harga yang bisa diterima masyarakat. Bahkan ke depannya, akan ada kenaikan harga produk TAM. "Sejauh ini belum ada kenaikan harga. Namun, kami akan menyesuaikan ke depannya karena ada kenaikan
exchange rate, inflansi, dan faktor lainnya," ujar Samulo. Pasar masih melemah ditambah pemerintah memberikan pembatasan pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Samulo menyampaikan bahwa pembatasan BBM itu memang berpengaruh pada penjualannya. "Pasti ada pengaruh, tetapi berapa besar pengaruhnya belum bisa dilihat. Kalau kami pribadi akan mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam peningkatan ekonomi nasional karena tidak mungkin BBM terus disubsidi," jelas Samulo. Menurut Samulo, pengaruhnya tidak akan berkepanjangan jika pembatasan bbm dilakukan secara bertahap, tentu konsumen tidak akan terlalu terpengaruh. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto