JAKARTA. Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) cenderung berkurang pada tahun ini. Sepanjang semester pertama 2011, jumlah BPR terpangkas sebanyak 18 perusahaan, dari posisi awal tahun ini sebanyak 1.700 BPR menjadi 1.682 BPR. "Ada BPR yang ditutup karena kebanyakan masalah fraud dan kredit bermasalah. Penyaluran dan pengelolaan kredit tidak hati-hati," ujar Mahdi Mahmudy, Deputi Direktur Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM Bank Indonesia, Rabu (3/8). Kendati demikian, dari sisi jumlah nasabah maupun total aset BPR masih mengalmi peningkatan. Data Bank Indonesia menunjukkan sejak Januari hingga Juni 2011, jumlah nasabah BPR meningkat 4,24% menjadi 11,953 juta rekening. Sedangkan total asetnya meningkat 7,1% menjadi Rp 49,579 triliun. Di sisi lain, angka penyaluran kredit tumbuh 11,5% menjadi Rp 38,088 triliun.
Jumlah BPR menyusut pada semester pertama tahun ini
JAKARTA. Jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) cenderung berkurang pada tahun ini. Sepanjang semester pertama 2011, jumlah BPR terpangkas sebanyak 18 perusahaan, dari posisi awal tahun ini sebanyak 1.700 BPR menjadi 1.682 BPR. "Ada BPR yang ditutup karena kebanyakan masalah fraud dan kredit bermasalah. Penyaluran dan pengelolaan kredit tidak hati-hati," ujar Mahdi Mahmudy, Deputi Direktur Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM Bank Indonesia, Rabu (3/8). Kendati demikian, dari sisi jumlah nasabah maupun total aset BPR masih mengalmi peningkatan. Data Bank Indonesia menunjukkan sejak Januari hingga Juni 2011, jumlah nasabah BPR meningkat 4,24% menjadi 11,953 juta rekening. Sedangkan total asetnya meningkat 7,1% menjadi Rp 49,579 triliun. Di sisi lain, angka penyaluran kredit tumbuh 11,5% menjadi Rp 38,088 triliun.