Jumlah Emiten Baru Bisa Tembus 94 Hingga Akhir 2023, Imbas Tingginya Minat IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) kian semarak. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan masih ada 29 perusahaan yang berencana IPO. 

Per 31 Oktober 2023, jumlah pencatatan saham di BEI telah mencapai 74 pencatatan saham baru dengan total penghimpunan dana sebesar Rp 53,1 triliun. 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menjelaskan jika menggunakan data per September 2023, bursa Indonesia masih paling kokoh dibandingkan bursa lainnya. 


Dia menuturkan jumlah perusahaan tercatat di berbagai bursa global, mayoritas masih mengalami pertumbuhan walaupun di level 1%–3% per September 2023.

Baca Juga: Begini Strategi Agar Dapat Cuan dari Saham-Saham IPO

"Dan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat yang tertinggi di bursa Indonesia dengan peningkatan sebesar 7,9%," jelasnya dalam CEO Networking di Fairmont Hotel, Selasa (7/11). 

Mengacu data EY Global IPO Trends per kuartal III-2023, Bursa Efek Indonesia menempati peringkat kelima dari sisi jumlah IPO secara bursa global dan ketujuh dari sisi dana penghimpunan. 

BEI mencatat masih ada 28–29 perusahaan yang akan menggelar IPO. Namun mengingat 2023 akan segera berakhir, ada potensi dari beberapa perusahaan itu bisa mundur tahun depan. 

I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia menjelaskan sekitar delapan perusahaan akan carry over alias dipindahkan ke 2024.

Baca Juga: Pilah-Pilih Saham Debutan IPO, Ini Rekomendasi dari Analis

"Tentu dari 20 rencana itu tergantung bagaimana kecepatan perusahaan. Namun secara jadwal 20 calon emiten itu masuk di tahun ini," tutur dia. 

Masih ada potensi jumlah emiten baru di bursa mencapai 94 perusahaan hingga tutup 2023. Namun potensi itu tidak serta merta akan 100% tercapai. 

Nyoman menuturkan hal tersebut tergantung respon dari para calon emiten karena ada potensi BEI menolak tanggapan para perusahaan untuk melakukan IPO, jika dikira kurang substansial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi