Jumlah entrepreneur mini, daya tarik memulai usaha di Indonesia perlu ditingkatkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan entrepreneur Indonesia dari tahun ke tahun cukup pesat. Untuk menjadi negara yang maju, Indonesia memang butuh wirausaha yang banyak dan berkontribusi ke perekonomian Indonesia.

Anthony Liem, Chief Executive Officer Merah Cipta Media Group sekaligus investor dari GDP Group menjelaskan, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan entrepreneuship yang sangat kecil dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. "Jumlah entrepreneur Indonesia masih 1,6%-1,7%. Sedangkan jumlah populasi penduduk kita sangat banyak. Dibanding negara lain seperti Malaysia yang 5% jumlah entrepreneurnya, itu masih kecil," sebut Anthony di Kuningan, Jakarta, Kamis (1/3).

Sebagai informasi saja, jumlah entrepreneur di negara maju rata-rata di atas 10%. Sehingga untuk bisa terus tumbuh, ada kesempatan Indonesia untuk meningkatkan daya tarik memulai usaha. Salah satunya menciptakan high impact entrepreneurship yang bisa menumbuhkan wirausahawan.


"PBB memperkirakan bahwa lebih dari 500 juta pekerjaan baru perlu diciptakan pada tahun 2020. Indonesia sendiri perlu menciptakan lebih dari 17 juta lapangan kerja untuk generasi muda tahun 2020. Sementara survei World Bank tahun 2009 mengemukakan hanya 16% perusahaan Indonesia yang berada dalam tahap scale-up dan berkontribusi 52% dalam penciptaan lapangan kerja. Dengan demikian, high-impact entrepreneurs menjadi kunci dalam penciptaan lapangan kerja," ucap Husodo Angkosubroto.

High-impact entrepreneurs sendiri adalah mereka yang mengembangkan bisnis untuk mencapai skala besar dan sebagai entrepreneur yang memiliki visi juga pengaruh besar, dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Untuk menghasilkan high-impact entrepreneurs diperlukan upaya tertentu dalam mendukung para wirausahawan. Caranya yaitu akses kepada mentoring, permodalan dan jejaring yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan usaha wirausahawan. "High impact entrepreneurship terbagi empat hal yaitu perusahaan bisa berskala besar dan mengalami pertumbuhan besar, berinovasi, bisa mengubah cara suatu industri tradisional jadi modern juga bisa jadi role model inspirasi ekosistem dimana perusahaan dan founder berada," kata Sati Rasuanto, Managing Director, Endeavor Indonesia.

Sekedar informasi saja, Endevor Indonesia menyelenggarakan Scale-Up Asia 2018 sebagai event kedua yang akan diadakan di The Hall, Senayan City. Scale-Up Asia akan mempertemukan wirausahawan muda yang tertarik dengan kewirausahawan dengan para Endeavor Entrepreneur dan pelaku-pelaku dunia kewirausahawan. Scale-Up Asia akan menghadirkan beberapa Endeavor Entrepreneurs seperti Fajrin Rasyid, Co-founder dan CFO Bukalapak, Stefanie Kurniadi, Co-founder CRP Group, Adrian Gunadi, Co-founder dan CEO Investree, Carline Darjanto, CEO Cotton Ink, Niki Luhur, pendiri Kartuku dan pembicara lain dari dalam dan luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat