KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 nampaknya masih menjadi tahun yang menantang bagi emiten yang mengais rezekinya dari industri ritel. Pasalnya, saat ini industri ritel bersaing ketat dengan platform e-commerce atau penjualan secara online yang dari hari ke hari semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai, perkembangan industri ritel Tanah Air cenderung jalan di tempat. Manuver yang dilakukan emiten-emiten ritel bisa dikatakan sebagai cara untuk mempertahankan diri di tengah ketatnya persaingan, baik sesama perusahaan ritel maupun dengan e-commerce. “Ekspansi yang dilakukan oleh emiten ritel saat ini bisa dibilang defensif, bukan ofensif, apa yang mereka lakukan tujuannya lebih ke arah bagaimana supaya pangsa pasar atau pertumbuhan mereka tidak digerogoti oleh pesaingnya,” kata Alfred kepada Kontan.co.id di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu. Alfred juga menilai saat ini kinerja dan prospek dari emiten ritel tidak lagi hanya bisa dinilai dari jumlah dan gerai yang dimiliki semata. Perkembangan teknologi yang melahirkan e-commerce membuat gerai ritel punya magnet kuat bagi konsumen. “Jumlah gerai ritel yang tersebar luas secara geografis tidak lagi seksi bagi investor yang masih melirik emiten ritel, berbeda dengan lima tahun lalu dimana hal itu jadi syarat utama bagi emiten ritel untuk meningkatkan kinerjanya beserta prospek di tahun-tahun mendatang,” kata dia.
Jumlah gerai tidak lagi mencerminkan kinerja dan prospek emiten ritel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 nampaknya masih menjadi tahun yang menantang bagi emiten yang mengais rezekinya dari industri ritel. Pasalnya, saat ini industri ritel bersaing ketat dengan platform e-commerce atau penjualan secara online yang dari hari ke hari semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai, perkembangan industri ritel Tanah Air cenderung jalan di tempat. Manuver yang dilakukan emiten-emiten ritel bisa dikatakan sebagai cara untuk mempertahankan diri di tengah ketatnya persaingan, baik sesama perusahaan ritel maupun dengan e-commerce. “Ekspansi yang dilakukan oleh emiten ritel saat ini bisa dibilang defensif, bukan ofensif, apa yang mereka lakukan tujuannya lebih ke arah bagaimana supaya pangsa pasar atau pertumbuhan mereka tidak digerogoti oleh pesaingnya,” kata Alfred kepada Kontan.co.id di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu. Alfred juga menilai saat ini kinerja dan prospek dari emiten ritel tidak lagi hanya bisa dinilai dari jumlah dan gerai yang dimiliki semata. Perkembangan teknologi yang melahirkan e-commerce membuat gerai ritel punya magnet kuat bagi konsumen. “Jumlah gerai ritel yang tersebar luas secara geografis tidak lagi seksi bagi investor yang masih melirik emiten ritel, berbeda dengan lima tahun lalu dimana hal itu jadi syarat utama bagi emiten ritel untuk meningkatkan kinerjanya beserta prospek di tahun-tahun mendatang,” kata dia.