Jumlah hapus buku kredit perbankan meningkat di kuartal III-2020, apa penyebabnya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hapus buku kredit atau write off di sejumlah bank mengalami peningkatan hingga September 2020 seiring dengan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Sementara kredit hapus buku yang bisa dipulihkan sebagai pendapatan bagi bank menurun. 

PT Bank Mandiri Tbk misalnya mencatatkan kredit hapus buku sebesar Rp 7,88 triliun per September 2020 atau meningkat 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sementara kredit hapus buku yang bisa dipulihkan jadi pendapatan di periode tersebut hanya mencapai Rp 2,47 triliun atau 31,3% dari jumlah hapus buku. Pemulihannya ini turun dari Rp 3,21 triliun pada September 2019 atau 43,4 % dari kredit hapus buku.


Kredit bermasalah Bank Mandiri naik 80 basis poin pada kuartal III-2020.  NPL perseroan mencapai Rp 26,1 triliun atau 3,47% dari total portofolio kreditnya. NPL di segmen komersial tercatat paling tinggi mencapai Rp 17,4 triliun, segmen korporasi Rp 4,5 triliun, konsumer Rp 2,6 triliun, segmen mikro Rp 1 triliun dan kecil menengah sebesar Rp 500 miliar.

Baca Juga: Kalangan bank daerah yakin laju kredit bisa makin kencang di akhir tahun

Direktur Managemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, di masa pandemi yang penuh tantangan ini, perseroan tetap berupaya untuk melakukan penagihan secara maksimal terhadap akun-akun hapus buku. 

"Tren recovery atau pemulihan 3 bulan terakhir cukup baik dengan pencapaian rata-rata per bulan 100% dari target yang didorong oleh meningkatnya payment dari lelang. Kontribusi terbesar disumbang oleh segmen SME dengan proporsi 35%," ungkap Siddik kepada Kontan.co.id, Kamis (29/10).

Untuk segmen retail,  Siddik bilang, proyeksi pemulihan sampai akhir tahun akan diusahakan mencapai target perseroan. Untuk itu, langkah pemulihan akan terus dimaksimalkan dengan meningkatkan frekuensi lelang terhadap kredit beragunan.

Senada, BNI juga mengalami kenaikan kredit hapus buku seiring dengan peningkatan NPL perseroan. Total write off bank ini mencapai Rp 5,15 triliun per September 2020, meningkat 23,3% dari Rp 4,17 triliun pada periode yang sama tahun lalu.  

Pemulihan atas kredit hapusbuku yang berhasil diperoleh perseroan mencapai Rp 1,23 triliun atau 23,9% dari kredit hapus buku. Nilai ini turun dari Rp 1,65 triliun atau dengan tingkat pemulihan 39,6% pada September 2019.

Berdasarkan materi presentasi kinerja keuangan kuartal III BNI, kredit hapus buku terbanyak  berasal dari segmen kredit kecil yakni Rp 1,55 triliun, lalu segmen medium Rp 1,4 triliun,  segmen korporasi Rp 1,18 triliun dan dari segmen konsumer Rp 1,01 triliun.  Sedangkan recovery atau pemulihan terbanyak berasal dari segmen kecil sebesar Rp 629 miliar. Dari segmen konsumer hanya mencapai Rp 268 miliar,  medium Rp 254 miliar dan korporasi Rp 80 miliar. 

BNI mencatat NPL sebesar  Rp 19,53 triliun atau 3,6% dari total portofolio kredit perseroan, meningkat dari 1,8% pada periode yang sama tahun lalu  sebesar Rp 9,46 triliun. 

Adapun BCA mencatatkan hapus buku sebesar Rp 1,72 triliun atau meningkat tipis sebesar Rp 1,7% dari Rp 1,69 triliun. Perseroan telah melakukan pemulihan dari kredit hapus buku sebesar Rp 31,01 triliun. 

Bank Danamon menorehkan kenaikan hapus buku lebih tinggi lagi yakni 60,2% dari Rp 2,07 triliun menjadi Rp 3,32 triliun per September 2020, sedangkan pendapatan dari pemulihan hapus buku hanya Rp 407,6 miliar atau turun dari Rp 698 miliar.

Baca Juga: NPL terus naik, begini cara bank besar menyiasatinya

BTN dalam laporan keuangannya kuartal III 2020 membukukan hapus buku senilai Rp 2,38 triliun  atau meningkat cukup signifikan dari Rp 701,3 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan recovery hapus buku hanya mencapai Rp 35,9 miliar.

Berbeda dari bank-bank lainnya, Bank Permata justru mengalami penurunan kredit hapus buku dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 1,68 triliun. Kredit hapus buku yang berhasil dipulihkan bank ini pada periode tersebut mencapai Rp 288,7 miliar. 

Selanjutnya: Laju NPL bank-bank besar terus meningkat di tengah pandemi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi