KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BRI Asuransi Indonesia atau BRI Insurance membukukan kinerja gemilang sepanjang semester I tahun 2023. Salah satu yang menjadi sorotan yakni jumlah investasi yang meningkat cukup signifikan. Berdasarkan laporan keuangan anak usaha PT Bank Rakyat Indonesi (BRI) tercatat, jumlah investasi naik 23,78% year on year (yoy) menjadi Rp 2,55 triliun di semester I-2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,06 triliun. Direktur utama BRI Insurance Rahmat Budi Legowo menyatakan, BRI Insurance menempatkan investasi pada instrumen-instrumen yang aman, dan mengikuti arahan perusahaan induk serta peraturan yang berlaku.
Baca Juga: Dukung UMKM, BRI Insurance Renovasi Tempat Usaha di Plaza Kuliner Galaxy “Kita tidak masuk ke area yang abu-abu, spekulan yang bisa memiliki revenue besar tetapi risikonya juga besar. Biasanya kita di reksadana ataupun deposito,” ujarnya dalam Media Gathering BRI Insurance di Jakarta, Kamis (20/7). Budi menjelaskan bahwa strategi perseroan dalam menempatkan investasi tersebut yaitu setiap gross written premium (GWP) yang didapatkan sejak awal telah diatur arus kasnya (cash flow), pengelolaannya, dan apakah uang yang masuk tersebut cukup untuk membayar fix cost yang terjadi di bulan tersebut. “Kalau interms of suku bunganya, yeild-nya itu kita targetkan sekitar 4,5%. Karena kita menempatkan dijangka pendek 4,5% itu agak susah mencari tempat yang aman, tapi suku bunganya bisa terpenuhi,” tandasnya. Sementara itu, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Heri Supriyadi menerangkan bahwa investasi pada asuransi jiwa dengan asuransi umum memiliki karakteristik yang berbeda. “Yang namanya asuransi life itu jangka panjang, kalau meninggal umur sekian nanti uangnya ada, nah supaya uangnya tersedia sesuai dengan janji maka harus diinvestasikan,” terangnya di tempat yang sama.
Baca Juga: OJK Susun Roadmap Perbaikan Industri Asuransi, Begini Tanggapan Pelaku Usaha Heri menuturkan, di asuransi umum investasi ditempatkan pada instrumen jangka pendek, jadi ketika sewaktu-waktu terjadi klaim uangnya pun tersedia.
“Kami pasti akan taruh ditempat-tempat yang jangka pendek, satu tahun, dua tahun seperti deposito, jadi kami pasti menaruh ditempat-tempat yang aman. Yang namanya duit ditempatkan masa tidak menghasilkan investasi, tentu kita cari mana yang menguntungkan, mana suku bunganya tinggi,” jelasnya. Adapun instrumen investasi BRI Insurance tertinggi ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN) RI senilai Rp 1,01 triliun di semester I-2023, meningkat 9,78% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 923,23 miliar. Kemudian di Deposito berjangka sebesar Rp 762,23 miliar di semester I-2023, naik 27,46% yoy dibandingkan semester I-2022 yang senilai Rp 597,97 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi