KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah investor pasar modal Indonesia meningkat 89,58% menjadi 7,3 juta Single Investor Identification (SID) sepanjang tahun ini sampai dengan tanggal 17 Desember 2021. Jumlah tersebut merupakan SID gabungan yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksadana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI. Secara rinci, jumlah investor yang memiliki aset saham meningkat 101,19% menjadi 3,41 juta. Pada periode yang sama, jumlah investor yang memiliki reksa dana melesat 111,29% menjadi 6,71 juta dan investor yang memiliki aset SBN naik 31,96% menjadi 607.000. Jumlah investor aktif juga menunjukkan peningkatan signifikan, yakni sudah lebih dari 200.000 investor. Sebagai perbandingan, jumlah investor aktif harian per akhir tahun 2020 baru sebanyak 94.000 dan per Agustus 2021 sebanyak 198.000.
Baca Juga: IHSG Naik ke 6.555 Pada Kamis (23/12), Saham ARTO, EMTK, SKBM Dikoleksi Asing Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, yang menarik, dari total 7,3 juta investor, sebesar 99,5% merupakan investor retail. "Nah, investor retail ini banyak didominasi oleh dua generasi, yakni generasi millennial dan generasi Z," kata Uriep di Jakarta Selatan, Kamis (23/12). Menurut Uriep, penambahan jumlah investor pasar modal didorong oleh pengembangan dari sisi teknologi digital dan pembangunan infrastruktur pasar modal. "Simplifikasi pembukaan rekening maupun eASY.KSEI turut berperan serta dalam pertumbuhan jumlah investor pasar modal Indonesia, khususnya investor saham yang mengalami pertumbuhan jumlah hingga 100%," ucap Uriep. Pengembangan platform digital lainnya direalisasikan KSEI melalui pengembangan eASY.KSEI sebagai platform e-proxy sejak April 2020. Pada September 2021, eASY.KSEI juga telah dilengkapi modul e-voting untuk pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan jajak pendapat pengambilan keputusan dalam RUPS secara daring.
Baca Juga: Orang-orang Kaya Asia Alihkan Uangnya ke Aset Alternatif Direktur KSEI Syafruddin menyampaikan, sepanjang tahun 2021, eASY.KSEI telah memberikan kemudahan bagi para pihak yang terlibat pada penyelenggaraan RUPS. Menurutnya, dari 765 emiten saham di pasar modal, sebanyak 731 di antaranya telah mengadakan RUPS melalui eASY.KSEI atau setara 95% emiten. "Sebanyak 731 emiten tersebut telah mengadakan sebanyak 2.275 RUPS yang dihadiri 21.165 investor,” imbuh Syafruddin. Sementara itu, 505 emiten telah menggunakan fitur e-voting. Sejak 28 Juni 2021 saat implementasi e-voting sampai dengan 17 Desember 2021, eASY.KSEI juga telah dimanfaatkan 3.238 investor untuk menghadiri RUPS secara daring.
Baca Juga: Majukan Investor Ritel, Maybank Sekuritas Perkaya Fitur Digital Saat ini, KSEI telah menyusun 30 program kerja yang mana sembilan diantaranya merupakan program strategis. Salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang dan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen reksa dana. Program ini bertujuan untuk memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal. Guna mengantisipasi peningkatan jumlah investor di pasar modal, KSEI akan melakukan penambahan jumlah karakter kode klien dari 4 karakter menjadi 6 karakter.
Sejak 16 Desember 2021, KSEI telah memperoleh izin prinsip dari Bank Indonesia sebagai peserta BI-FAST melalui surat Bank Indonesia No. 23/225/DPSP/Srt/B. Dengan menggunakan BI Fast, maka biaya transfer antarbank maksimal hanya Rp 2.500. Dalam waktu dekat, KSEI juga akan melanjutkan pengembangan eASY.KSEI agar dapat digunakan untuk penyelenggaraan e-RUPEBUS (rapat umum pemegang efek bersifat utang) dan e-RUPUP (rapat umum pemegang unit penyertaan) secara daring. eASY.KSEI juga akan dilengkapi dengan dukungan terkait multi-voting shares atau saham dengan hak multiple.
Baca Juga: Prospek Investasi Berbasis ESG Cerah, Indeks-Indeks Hijau Bisa Jadi Acuan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati