Jumlah investor pasar modal terus meningkat, OJK gencarkan literasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersinergi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjaminan Simpanan menggelar program edukasi investasi, pada Kamis (5/8), bertajuk Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It). Literasi ini dilakukan untuk menambah kepercayaan investor yang jumlahnya terus meningkat. 

Berdasarkan data OJK, pertumbuhan SID investor pasar modal Indonesia hingga 30 Juli, mencapai 5,82 juta SID. Jumlah tersebut naik 50% dibandingkan jumlah di akhir tahun lalu yang mencapai 3,88 juta. 

Tirta Segar, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK mengatakan seiring dengan meningkatnya jumlah investor maka kepercayaan investor pada pasar modal harus ditingkatkan melalui literasi dan edukasi. 


"Pemahaman investor pada instrumen keuangan harus terus dipupuk agar investor semakin cakap mengambil keputusan investasi," kata Tirta, Kamis (5/8). 

Baca Juga: BPS: Meski ada pertumbuhan, ekonomi kuartal 2 masih di bawah kondisi normal

Persoalannya tingkat keuangan masyarakat saat ini masih rendah hanya 5% jauh di bawah literasi keuangan nasional yang sebesar 38%. 

Dengan literasi melalui webinar ini Tirta berharap investor yang paham investasi dapat melindungi dirinya sendiri dari investasi ilegal. Investor juga bisa memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing. 

Selain itu regulator juga berupaya memperluas akses keuangan. "Di tengah pandemi produk investasi yang dapat dijangkau dengan mudah serta berbiaya murah menjadi penting, oleh karena itu upaya pendalaman pasar keuangan terus dilakukan," kata Tirta. 

Terakhir, Tirta mengatakan regulator akan terus menginovasi regulasi dalam menyikapi banyaknya produk investasi hybird. "Kami ditantang untuk membuat regulasi yang relevan dengan kemajuan sektor keuangan dan mampu mengawasi serta merespon pengaduan konsumen dengan baik," kata Tirta. 

Tidak kalah penting, upaya pemberantasan investasi ilegal juga akan terus Tirta dorong bersama lembaga lain. 

Sementara, Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan memproyeksikan minat investor untuk berinvestasi di pasar akan lebih aktif terjadi meski pandemi Covid-19 masih belum mereda. 

Sentimen positif dan indikator minat investor dapat lebih tinggi berasal dari jumlah investor yang terus naik. Bahkan, ketika pemulihan ekonomi akibat pandemi harusnya membuat investor bersikap wait and see, justru investor berbondong terjun ke pasar modal. 

Data hingga 3 Agustus kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 7.304 triliun atau naik 4,80% yoy.

Baca Juga: Sejumlah fintech lending berguguran, bakal memacu musim akuisisi?

Selain itu, OJK mengeluarkan pernyataan efektif dalam rangka penawaran umum mencapai 92 emisi bernilai total Rp 117,94 triliun. 

Jumlah emiten baru hingga 3 Agustus mencapai 27 emiten. Sementara jumlah emiten baru hingga akhir tahun lalu mencapai 54 emiten. 

Faktor lain yang membuat pasar modal, terkhusus pasar saham menarik adalah muncul beberapa perusahan rintisan (startup) di Indonesia berstatus unicorn dan decacron yang berencana melakukan initial public offering (IPO). 

Yang terbaru, PT Bukalapak mengawali dengan melakukan IPO sebanyak 25,7 miliar lembar saham dengan total nilai penawaran umum perdana sebesar Rp 21,9 triliun. 

"Masuknya unicorn dan decacorn ke bursa saham domestik diharapkan dapat mendongkrak market cap saham emiten di BEI dan menarik lebih banyak inevstor," kata Hoesen.

Selanjutnya: Belum penuhi rasio modal sendiri, Intan Baruprana dapat SP3 dari OJK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi