KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru diluncurkan akhir Januari lalu, pengguna layanan investasi di aplikasi OVO sudah menembus angka 250 ribu orang. Ini karena beberapa di antara mereka mulai melek investasi untuk mempersiapkan masa depan dan juga melihat efek yang diakibatkan oleh pandemi. OVO bersama Bareksa baru saja mengeluarkan produk reksadana pasar uang Manulife OVO Bareksa Likuid atau dikenal MOBLI yang dikelola oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia pada awal tahun ini. Fitur tersebut dapat diakses di aplikasi OVO dengan hanya bermodalkan minimal Rp 10.000. Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengungkapkan bahwa pihaknya gembira karena performa MOBLI menunjukkan pertumbuhan dengan menembus jumlah pengguna 250 ribu orang. Ia menyebutkan kebanyakan dari investor MOBLI merupakan anak muda yang berada di usia rata-rata 26 tahun.
“Kebanyakan dari investor yang menggunakan fitur Invest di aplikasi OVO dan membeli MOBLI adalah para investor pemula dan muda dengan usia rata-rata 26 tahun, dimana kriteria utama mereka dalam berinvestasi adalah karena risikonya yang rendah dan dana dikelola oleh manajer investasi yang terkemuka serta handal,” ungkap Harumi seperti dikutip dari keterangan pers, Kamis (1/4). Baca Juga: OVO dorong pelaku UMKM masuk pasar digital Harumi juga menjelaskan bahwa produk reksadana uang MOBLI memang dapat menjadi pilihan yang tepat untuk investor pemula. Bukan tanpa alasan, produk reksadana uang yang memiliki risiko lebih rendah. Pakar Keuangan Dani Rachmat juga sependapat bahwa produk reksadana uang sangat sesuai dengan investor pemula yang lebih memilih risiko yang rendah. Hanya saja, ia tetap menghimbau agar investor bisa paham profil risiko mereka masing-masing karena itu penting untuk menjadi panduan menentukan portofolio investasi ke depannya. “Investasi itu kan hitungan dari untung dan rugi. Profil risiko penting untuk mengetahui bagaimana perasaan kita saat berinvestasi bisa senang karena bisa beli di harga yang lebih murah atau takut karena investasinya malah turun,” jelas Dani. Baca Juga: Dukung pembayaran digital, regulator dan bank kebut pengembangan digital banking