Jumlah lapangan pekerjaan di Korea Selatan melonjak, pemulihan ekonomi berlanjut



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Tingkat pengangguran Korea Selatan turun ke level terendah dalam delapan bulan pada April, sementara jumlah orang yang bekerja naik dengan laju tercepat selama hampir tujuh tahun seiring pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.

Mengutip Reuters, Rabu (12/5), data statistik Korea menunjukkan, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman turun menjadi 3,7% pada April, dibanding Maret yang sebesar 3,9%, terendah sejak Agustus 2020.

Jumlah pekerja meningkat 652.000 dari tahun sebelumnya, laju tercepat sejak Agustus 2014, dan naik lebih dari dua kali lipat dibanding Maret 2021 yang sebesar 314.000.


Kenaikan itu terjadi setelah Presiden Moon Jae-in pada hari Senin berjanji untuk lebih meningkatkan pengeluaran fiskal jika diperlukan untuk meningkatkan pekerjaan, sambil lebih memperhatikan kaum muda dan wanita.

Baca Juga: Korea Selatan: Waktunya untuk ambil tindakan atas Korea Utara

Rincian data menunjukkan pekerjaan sebagian besar ditambahkan di perawatan kesehatan dan layanan sosial, konstruksi, serta transportasi dan gudang, sementara pengecer adalah yang paling terpukul, kehilangan 182.000 pekerjaan dari tahun sebelumnya.

Tetapi 61.000 orang dipekerjakan di fasilitas akomodasi dan restoran, menandai peningkatan pertama sejak merebaknya pandemi virus corona.

Sebagai bagian dari tindakan jarak sosial, Korea Selatan telah memberlakukan larangan pertemuan lebih dari lima orang dan memaksa sebagian besar bisnis termasuk restoran tutup pada pukul 10 malam.

Presiden Moon juga mengatakan kebijakan akan fokus untuk memastikan ekonomi, terbesar keempat di Asia, tumbuh lebih dari 4% tahun ini, rebound dari kontraksi 1,0% pada 2020.

Tahun lalu, pemerintah mengeluarkan stimulus senilai sekitar 310 triliun won (US$ 276,96 miliar) untuk meningkatkan dukungan bagi usaha kecil dan rumah tangga serta menjaga pekerjaan.

(US$ 1 = 1.119.3000 won).

Selanjutnya: Kerja sama BUMN dengan Konsorsium LG siap bangun industri baterai di Indonesia

Editor: Herlina Kartika Dewi