KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) semakin ekspansif. Setelah mengakuisisi bisnis menara milik PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), aset menara TOWR kian membesar. TOWR menggelar ekspansi melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Perusahaan ini mengakuisisi sekitar 1.400 unit menara dengan 2.000
tenant milik PT Komet Infra Nusantara, anak usaha META. "Jumlah
tower naik lebih dari 9%," ungkap Wakil Direktur Utama TOWR Adam Gifari, kepada KONTAN, Senin (26/3).
Hingga akhir Desember tahun lalu, operator menara yang memiliki afiliasi dengan Grup Djarum ini telah mengelola lebih dari 14.800 unit menara telekomunikasi. Namun Adam enggan menyebutkan berapa pangsa pasar TOWR di bisnis menara tersebut. Satu hal yang pasti, TOWR akan berusaha mempertahankan posisinya saat ini sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi paling besar di Indonesia. Dengan adanya akuisisi ini, manajemen TOWR mempercayai bisnis Komet Infra Nusantara dapat melengkapi portofolio bisnis Protelindo. Sumber dana akuisisi Proses akuisisi akan memakan waktu kira-kira enam pekan. Selama masa finalisasi dokumen akuisisi, TOWR akan menyiapkan integrasi antara Protelindo dan Komet Infra Nusantara, sehingga bisa meminimalkan gangguan yang tidak diinginkan kepada pelanggan gabungan, baik dari Protelindo maupun Komet Infra Nusantara. Manajemen TOWR menyebutkan, nilai yang disetujui dari transaksi pengambilalihan kepemilikan 100% saham Komet Infra Nusantara mencapai Rp 1,4 triliun. Sumber pendanaan akuisisi berasal dari kombinasi kas internal dan pinjaman eksternal.
Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto berpendapat, prospek bisnis TOWR akan lebih bagus setelah akuisisi. "Hal tersebut tentunya akan berkontribusi terhadap kinerja TOWR di masa mendatang," kata David kepada KONTAN, kemarin. David menilai, secara umum prospek bisnis menara telekomunikasi masih cukup cerah. Apalagi dengan adanya akuisisi yang sudah dilakukan oleh TOWR, sehingga peluang ke depan bagi perusahaan ini masih sangat baik. Dia merekomendasikan
buy on weakness saham TOWR dengan target Rp 4.000 per saham. Harga saham TOWR pada transaksi kemarin ditutup di posisi Rp 3.550 per saham. Namun sejak awal tahun hingga kemarin atau
year-to-date (ytd), harga saham TOWR menyusut 11,25%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini