Jumlah pelanggan prabayar PLN masih jauh dari target



JAKARTA. Niat PT Perusahaan Listrik negara (PLN) menggenjot pelanggan listrik prabayar masih jauh dari target. Dari target 1 juta pelanggan prabayar tahun ini, hingga delapan bulan pertama tahun ini, PLN baru menggaet 34% atau sekitar 340.000 pelanggan. Jadi, untuk mencapai target 1 juta pelanggan tahun ini, PLN harus mengejar 640.000 pelanggan dalam sisa waktu empat. Dari 340.000 pelanggan baru listrik prabayar itu, sekitar 94%-nya atau sekitar 319.600 pelanggan berasal dari wilayah Jawa, Madura dan Bali. Sisanya, tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko PLN Murtaqi Syamsudin tidak menjelaskan mengapa target tersebut meleset. Ia hanya bilang, untuk mengejar target, PLN akan gencar melakukan sosialisasi sistem listrik prabayar tersebut. "Saat ini, pelanggan listrik prabayar mulai merambah ke seluruh penjuru tanah air seperti Medan, Samarinda, Balikpapan, Kupang, Lampung, Jawa, Madura dan Bali,” jelas Murtaqi, Selasa (31/8).Listrik prabayar merupakan layanan terbaru PLN untuk konsumen dalam mengelola konsumsi listrik melalui meter elektronik prabayar sesuai kebutuhannya. Tahun 2007, prabayar pertama kali dinikmati masyarakat Kepulauan Seribu, tepatnya di Pulau Untung Jawa. Tahun 2008, PLN terus mengkaji implementasi prabayar untuk pelanggan di daratan. Di tahun 2009, prabayar resmi diberlakukan bagi pelanggan PLN di Jakarta dan Tangerang.Kelebihan listrik prabayar, antara lain pelanggan tak perlu khawatir ada kesalahan pencatatan konsumsi listrik. Sebab, si pemakai tinggal beli voucher listrik sesuai kebutuhan, mulai Rp 20.000 hingga Rp 1.000.000.PLN memang mulai gencar menerapkan strategi baru menggaet pelanggan. Selain listrik prabayar, PLN juga menawarkan layanan khusus ke industri berupa sistem berlapis pasokan listrik yang memungkinkan terjaminnya pasokan listrik tanpa sedikitpun ada gangguan (zero tolerance).Menurut Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, saat ini pengguna layanan khusus zero tolerance baru PT Semen Gresik Tbk (SMGR). Tak lama lagi, PLN juga akan menawarkan layanan ini kepada kalangan industri di Bekasi, Jawa Barat. "Di Bekasi umumnya perusahaan Jepang, yang butuh listrik dan khawatir produksi akan terganggu akibat ketidakstabilan listrik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: