Jumlah pendana fintech melonjak, AFPI: Kepercayaan masyarakat meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring bertumbuhanya industri fintech lending, jumlah investor juga terus meningkat. Hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah pemberi pinjaman (lender) baik dari ritel maupun institusional. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah outstanding pinjaman dari 172.795 pendana menyentuh Rp 22,89 triliun hingga Juni 2021. Nilai itu naik dari realisasi bulan Mei sebesar Rp 21,35 triliun dari 170.567 rekening pendana.

Pinjaman tersebut mayoritas diberikan pendana dalam negeri. Sedangkan dari sisi jumlah, kebanyakan dari pendana perorangan. Namun jika secara volume, pinjaman terbesar dari institusi mulai dari perbankan, non-bank, koperasi dan badan hukum lain. 


Menanggapi hal itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), menyebut, kenaikan jumlah pendana fintech karena kepercayaan masyarakat meningkat. Dengan begitu, mereka tertarik untuk menginvestasikan dananya ke fintech lending. 

Baca Juga: Kebutuhan pinjaman meningkat, industri keuangan berlomba tawarkan bunga pinjaman mini

"Jumlah lender fintech dibandingkan penduduk Indonesia masih sangat kecil tapi trennya naik. Angkanya naik lebih dari Rp 5 triliun," kata Ketua Bidang Edukasi, Literasi dan Riset AFPI Entjik S. Djafar, Kamis (12/8). 

Guna meningkatkan jumlah pendana, diperlukan edukasi lebih massif ke masyarakat. Melalui edukasi, mereka bisa mengetahui apa saja risiko dan keuntungan berinvestasi ke platform fintech. 

Tak hanya itu, asosiasi juga mendorong perusahaan fintech menggaet lebih banyak pendana dari perorangan karena jumlahnya sangat besar dan potensial. AFPI kemudian gencar melakukan sosialiasi dan edukasi agar masyarakat berinvestasi ke fintech. 

Tak berbeda jauh, CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, lender ritel maupun institusi sama-sama penting. Itu semua bergantung dari target marketing dari masing - masing platform karena masih belum banyak fintech mempunyai pendana institusi. 

"Yang penting lender itu harus mengerti risiko dan keuntungan berinvetsasi. Mengerti betul proporsinya dan uang yang diinvestasikan untuk apa saja," jelasnya. 

Namun, bagi Reynold, pendana institusi dinilai lebih stabil karena volume dananya lebih besar walau jumlahnya sedikit. Guna mendapatkan pendana lebih banyak, ia menyarankan perusahaan menjaga performa dan memberikan edukasi ke masyarakat. 

Baca Juga: Pinjaman online digandrungi milenial, literasi keuangan kian ditingkatkan

"Kami mengharapkan kolaborasi dari institusi maupun perorangan karena masih banyak yang membutuhkan pendanaan dari fintech," tambahnya. 

Grup Modalku telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 24,6 triliun kepada lebih dari 4,6 juta jumlah transaksi pinjaman UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hal ini didukung dengan jumlah penyaluran lebih dari Rp 4,2 triliun di paruh pertama 2021.

Sampai saat ini, lebih dari 200.000 pendana, baik individu maupun institusi, telah berkontribusi meminjamkan dananya kepada UMKM melalui Modalku dengan jumlah akun yang masih didominasi oleh pendana perorangan. 

Hingga Juni 2021, pendana didominasi generasi Z dan generasi milenial sebesar 60% dengan rata- rata peningkatan jumlah pendana baru sebesar 1.000 akun setiap bulannya. Pendana bisa dapatkan bunga hingga 17% per tahun bergantung nilai pinjaman dan risiko masing - masing pendana. 

Selanjutnya: Sistem pembayaran digital akan memberi nilai tambah pada petani kakao

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi