SERANG. Jumlah pengangguran di Provinsi Banten menurun dari sebelumnya 489.000 orang di Februari 2015 dan 509.000 orang di Agustus 2015 menjadi 452.000 orang pada Februari 2016. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan di Serang, Senin (30/5), mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan juga tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari 8,59 persen di Februari 2015 dan 9,55 persen di Agustus 2015 menjadi 7,95 persen. Ia mengatakan, penurunan tersebut erat kaitannya dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan-I 2016 yaitu sebesar 5,15 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan-IV 2015 sebesar 4,87 persen (yoy), yang berdampak pada membaiknya indikator ketenagakerjaan di Provinsi paling barat di Pulau Jawa ini.
Kondisi tersebut terkonfirmasi dari hasil survei kegiatan dunia usaha Banten triwulan-I 2016 yaitu jumlah tenaga kerja selama periode laporan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan-IV 2015, yang dicerminkan oleh nilai saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 9,88 persen. Budiharto mengatakan peningkatan jumlah tenaga kerja tersebut terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi (1,32 Persen) dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (1,52 persen). Responden juga memperkirakan kondisi penyerapan tenaga kerja akan semakin membaik pada triwulan-II 2016. Hal tersebut tercermin pada nilai SBT sebesar 12,56 persen. Peningkatan jumlah tenaga kerja diperkirakan terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (SBT, 3,74 persen) dan sektor industri pengolahan (SBT 3,77 persen). Adapun alasan utama penambahan jumlah tenaga kerja tersebut adalah bertambahnya jumlah produksi dan perluasan usaha. Optimisme dunia usaha tersebut sejalan dengan proyeksi pembangunan infrastruktur di Provinsi Banten seiring dengan masuknya 13 proyek strategis nasional yang terdiri dari jalan tol, revitalisasi rel kereta api, kawasan ekonomi khusus Tanjung Lesung. Selanjutnya waduk untuk mendukung pengairan wilayah, pengembangan bandar udara hingga inovasi dalam alternatif energi yang berasal dari sampah. Selain itu, pembangunan lain yang sedang dilakukan adalah pembentukan Kota Baru Maja yang didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dari sisi inflasi terdapat potensi pergerakan inflasi yang lebih stabil jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya. Dalam struktur perekonomian Banten, lapangan usaha industri pengolahan berkontribusi sebesar 33 persen. Pada triwulan-I 2016, lapangan usaha industri pengolahan mengalami pertumbuhan 2,8 persen (yoy) lebih tinggi dari triwulan-IV 2015 yang tumbuh 0,86 persen (yoy). Namun pertumbuhan industri pengolahan tidak disertai oleh meningkatnya jumlah penggunaan tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja yang terserap di industri pengolahan pada tahun 2016 sebanyak 1.257.000 orang, mengalami penurunan sebesar 4,9 persen dibandingkan posisi Februari 2015 yaitu sebanyak 1.322.000 orang. Penurunan tersebut menyebabkan kontribusi industri pengolahan dalam penggunaan tenaga kerja menurun dari 25,4 persen menjadi 24 persen. Sebaliknya penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha perdagangan meningkat dari 24 persen menjadi 24,5 persen jumlah tenaga kerjak 1.283 ribu orang meningkat dari sebelumnya 1.259 ribu orang. Turunnya penggunaan tenaga kerja di industri pengolahan ditengarai disebabkan oleh adanya penutupan beberapa perusahaan di sektor industri pengolahan yang menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan