JAKARTA. Aksi pemecahan nominal saham alias stock split mulai marak dilakukan emiten untuk mendorong likuiditas perdagangan saham. Pada Agustus ini, ada dua emiten yang mulai melakukan perdagangan saham dengan nilai nominal baru. Mereka adalah PT Bali Towerindo Sentra, Tbk (BALI) dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA). BALI melakukan stock split dengan rasio 1:5. Sehingga nilai nominal saham BALI yang tadinya Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham. Sejak 4 Agustus 2015 lalu, jumlah saham BALI pun meningkat lima kali lipat dari 691,2 juta saham menjadi 3,45 miliar saham. Jumlah Waran Seri I BALI juga bertambah dari 82,5 juta saham menjadi 412,58 juta saham.
Jumlah saham CEKA dan BALI meningkat
JAKARTA. Aksi pemecahan nominal saham alias stock split mulai marak dilakukan emiten untuk mendorong likuiditas perdagangan saham. Pada Agustus ini, ada dua emiten yang mulai melakukan perdagangan saham dengan nilai nominal baru. Mereka adalah PT Bali Towerindo Sentra, Tbk (BALI) dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA). BALI melakukan stock split dengan rasio 1:5. Sehingga nilai nominal saham BALI yang tadinya Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham. Sejak 4 Agustus 2015 lalu, jumlah saham BALI pun meningkat lima kali lipat dari 691,2 juta saham menjadi 3,45 miliar saham. Jumlah Waran Seri I BALI juga bertambah dari 82,5 juta saham menjadi 412,58 juta saham.