Juni 2024, Neraca Perdagangan Indonesia Diperkirakan Surplus tapi Menyusut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kinerja neraca perdagangan Indonesia masih akan mencatatkan surplus meski mengalami penyusutan pada Juni 2024.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia bakal mencapai US$ 2,88 miliar pada Juni 2024. Surplus ini lebih kecil dibandingkan surplus pada Mei 2024 mencapai US$ 2,93 miliar.

Pada Juni 2024, Andry memproyeksikan nilai ekspor Indonesia meningkat 6,11% year on year (YoY). Kemudian, nilai impor diperkirakan tumbuh 10,65% YoY. 


Andry memaparkan kinerja ekspor didorong Baltic Dry Index (BDI) atau indeks pelayaran dan perdagangan yang mengalami peningkatan, kemudian ekspor minyak sawit (Crude Palm Oil) Malaysia yang masih tergolong tinggi yaitu 17% yoy dan impor batubara India yang naik 13% yoy.

Sedangkan untuk impor, terjadi peningkatan ekspor Tiongkok lantaran produsen meningkatkan pengiriman.

"Total ekspor Tiongkok meningkat 8% yoy karena produsen meningkatkan pengiriman sebagai antisipasi tarif dari beberapa pasar ekspor utama negara tersebut," kata Andry kepada Kontan, Minggu (14/7).

Kemudian, kinerja impor juga dipengaruhi harga minyak yang meningkat pada bulan Juni 2024 antara efek harga dasar rendah pada bulan Juni 2023.

Selanjutnya, impor mesin, peralatan, dan barang semi konduktor listrik dari Jepang naik 7,5% yoy pada Juni 2024.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memproyeksikan kinerja ekspor maupun impor pada Juni 2024 cenderung akan mengalami kontraksi. Ia memperkirakan kontraksi ekspor akan lebih dalam bila dibandingkan impor.

"Dengan demikian, dari neraca perdagangan masih surplus tapi kecenderungan jangka panjangnya menipis," kata Faisal kepada Kontan, Minggu (14/7).

Oleh karenanya, ia meramal bahwa surplus neraca perdagangan pada Juni 2024 akan sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat