JAKARTA. Di semester pertama 2017 ini, permintaan alat berat mengalami permintaan dibanding periode yang sama di tahun lalu. PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) pun ikut ketiban berkahnya. Direktur Utama CSUL Finance Suwandi Wiratno bilang hingga paruh pertama tahun ini pihaknya sudah mencatatkan booking sebesar Rp 1,8 triliun. Jumlah ini naik signifikan dibanding periode serupa di 2016 yang masih di bawah Rp 1 triliun. Melihat tren yang ada saat ini, ia pun optimistis target yang dipasang perusahaannya sepanjang tahun 2017 ini bisa tercapai. "Sampai akhir tahun nanti target Rp 2,2 triliun bisa kami upayakan untuk bisa dikejar," kata dia, Kamis (20/7). Menurut Suwandi, peningkatan pasar pembiayaan alat berat ini tak lepas dari membaiknya kondisi industri di sejumlah sektor. Terutama di sektor pertambangan dan energi yang terlihat sejak akhir tahun kemarin dan terus bergerak positif di kuartal kedua ini. Sektor industri ini pun disebutnya merupakan pasar terbesar dari bisnis pembiayaan alat berat perseroan. Tak heran dengan perbaikan harga komoditas yang terjadi kinerja CSUL Finance juga ikut terkerek. Selain berbisnis di pembiayaan alat berat, CSUL juga menjalankan usaha di segmen konsumer. Namun posisi alat berat masih mendominasi cukup besar yakni 70% dan sisanya pembiayaan mobil sebesar 30%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Juni, CSUL Finance sudah salurkan Rp 1,8 triliun
JAKARTA. Di semester pertama 2017 ini, permintaan alat berat mengalami permintaan dibanding periode yang sama di tahun lalu. PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) pun ikut ketiban berkahnya. Direktur Utama CSUL Finance Suwandi Wiratno bilang hingga paruh pertama tahun ini pihaknya sudah mencatatkan booking sebesar Rp 1,8 triliun. Jumlah ini naik signifikan dibanding periode serupa di 2016 yang masih di bawah Rp 1 triliun. Melihat tren yang ada saat ini, ia pun optimistis target yang dipasang perusahaannya sepanjang tahun 2017 ini bisa tercapai. "Sampai akhir tahun nanti target Rp 2,2 triliun bisa kami upayakan untuk bisa dikejar," kata dia, Kamis (20/7). Menurut Suwandi, peningkatan pasar pembiayaan alat berat ini tak lepas dari membaiknya kondisi industri di sejumlah sektor. Terutama di sektor pertambangan dan energi yang terlihat sejak akhir tahun kemarin dan terus bergerak positif di kuartal kedua ini. Sektor industri ini pun disebutnya merupakan pasar terbesar dari bisnis pembiayaan alat berat perseroan. Tak heran dengan perbaikan harga komoditas yang terjadi kinerja CSUL Finance juga ikut terkerek. Selain berbisnis di pembiayaan alat berat, CSUL juga menjalankan usaha di segmen konsumer. Namun posisi alat berat masih mendominasi cukup besar yakni 70% dan sisanya pembiayaan mobil sebesar 30%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News