JAKARTA. Sepanjang tahun 2014 ini panen kedelai di beberapa negara sentra produksi diramalkan tidak ada kendala, sehingga tidak mengakibatkan gejolak harga yang terlalu besar. "Kalau ada peningkatan tidak terlalu besar," kata Johanda Fadil Sekretaris Jenderal Himpunan Perajin Tahu Indonesia (Hipertindo). Mengutip Bloomberg, harga kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman bulan Maret 2014 rata-rata tercatat US$ 12,85 per bushel. Harga tertinggi terjadi dikisaran US$ 13,18 per bushel, dan terendah tercatat US$ 12,82 per bushel. Menurut Johanda, harga kedelai internasional tersebut akan terkoreksi naik pada pertengahan tahun ini. Hal ini dikarenakan setiap bulan Juni terjadi kontrak baru antara pedagang dan pembeli. "Dari pengalaman, harga selalu mengalami kenaikan harga, dan terjadi di bulan Juni," kata Johanda. Sementara itu, untuk harga kedelai ditingkat perajin, Johanda bilang, minimal akan terjadi kenaikan sebesar Rp 1.000 per kg. Catatan saja, saat ini harga kedelai dipasaran berada dikisaran Rp 8.500 per kg-Rp 9.000 per kg. Johanda bilang, tren kenaikan harga kedelai tersebut tertinggi terjadi pada tahun lalu. Berdasarkan pantauan Hipertindo, tahun lalu kenaikan harga kedelai ditingkat pengecer mencapai Rp 2.000 per kg. Bagi pengrajin tempe dan tahu kenaikan harga kedelai tersebut sangatlah tidak wajar. Meski terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi tersebut, namun para pelaku usaha tidak dapat berbuat banyak. Hal ini dilakukan lantaran Indonesia masih sangat tergantung dengan kedelai yang didatangkan dari impor.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Juni, harga kedelai diproyeksi Rp 10.000 per kg
JAKARTA. Sepanjang tahun 2014 ini panen kedelai di beberapa negara sentra produksi diramalkan tidak ada kendala, sehingga tidak mengakibatkan gejolak harga yang terlalu besar. "Kalau ada peningkatan tidak terlalu besar," kata Johanda Fadil Sekretaris Jenderal Himpunan Perajin Tahu Indonesia (Hipertindo). Mengutip Bloomberg, harga kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) untuk pengiriman bulan Maret 2014 rata-rata tercatat US$ 12,85 per bushel. Harga tertinggi terjadi dikisaran US$ 13,18 per bushel, dan terendah tercatat US$ 12,82 per bushel. Menurut Johanda, harga kedelai internasional tersebut akan terkoreksi naik pada pertengahan tahun ini. Hal ini dikarenakan setiap bulan Juni terjadi kontrak baru antara pedagang dan pembeli. "Dari pengalaman, harga selalu mengalami kenaikan harga, dan terjadi di bulan Juni," kata Johanda. Sementara itu, untuk harga kedelai ditingkat perajin, Johanda bilang, minimal akan terjadi kenaikan sebesar Rp 1.000 per kg. Catatan saja, saat ini harga kedelai dipasaran berada dikisaran Rp 8.500 per kg-Rp 9.000 per kg. Johanda bilang, tren kenaikan harga kedelai tersebut tertinggi terjadi pada tahun lalu. Berdasarkan pantauan Hipertindo, tahun lalu kenaikan harga kedelai ditingkat pengecer mencapai Rp 2.000 per kg. Bagi pengrajin tempe dan tahu kenaikan harga kedelai tersebut sangatlah tidak wajar. Meski terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi tersebut, namun para pelaku usaha tidak dapat berbuat banyak. Hal ini dilakukan lantaran Indonesia masih sangat tergantung dengan kedelai yang didatangkan dari impor.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News